Selasa, 13 Mei 2014

TalkshowRuth Bernard Batubara

Foto dari sini

Selamat Malam! Ceritanya, dipostingan kali ini gue mau berbagi cerita tentang talkshow Bernard Batubara dengan novel terbarunya, Surat untuk Ruth. Tahu kan, dia itu siapa? Masih nggak tahu juga? Kalau, film Radio Galau FM dan Kata Hati, tahu? Nah! Kedua film itu diangkat dari novelnya kak Bara.

Jadi, beberapa hari yang lalu, gue lihat tweet dari @benzbara_ yang bakalan ngadain tur di beberapa kota, untuk mempromosikan novel terbarunya. Salah satunya, yang terdekat dengan wilayah gue itu, Depok. Langsung gue catet pakai caps lock di memo, TALKSHOW KAK BARA 11 MEI DI DEPOK! JAM 18.30!.

Akhirnya, 11 mei pun tiba. Yuhuuu, sekitar jam 14.30, gue jalan bareng keluarga. Sepanjang jalan gue ngestalk twitternya kak Bara, kayaknya, dia lagi di Margo City. Soalnya, pas ashar dia ngetweet lagi ngos-ngos-an nyari masjid di Margo. Jam sudah menunjukan pukul 17.00, dan gue baru sampai di Gramedia Depok. Karena belum makan siang, gue sama keluarga jalan ke Margo. Susah lagi kalau keluarnya bawa kendaraan, secara, Depok macet banget. Pas sambil nunggu makan di resto yang identic dengan pelayanan yang lama dan mempunyai ciri khas berwarna ungu, gue bolak-balik liatin jam. Udah setengah 6, tapi gue masih di Margo. Duh, alamat nggak dapat tempat duduk deh, zzz. Tepat jam 6, gue memutuskan untuk jalan duluan ke Gramed.

Pas masuk, gue celingukan nyari tempat talkshownya. Di lantai 1 kosong, gue langsung naik ke lantai 2. Dan… jreng jreng! Di ujung, terlihat banner besar dengan tulisan TALKSHOW BERSAMA BERNARD BATUBARA. Yes! Uwooh, disitu gue lihat, kak Bara lagi ngobrol bareng kak Maman yang juga abis bikin talkshow disitu. Yang duduk udah lumayan banyak, untungnya gue dapat tempat yang keliatan ke depan.

20 menit kemudian, talkshow dimulai dengan seorang MC, entah siapa namanya. Pertama-tama, kak Bara nyeritain  tentang novel terbarunya, Surat Untuk Ruth. *untung disini gue bawa recorder, lumayan, jadi punya rekaman full talkshownya tanggal 11 Mei kemarin =)*

---

Bernard Batubara: Surat untuk Ruth ini adalah buku ke 6, setelah sebelumnya ada kumpulang puisi, Angsa-Angsa Ketapang, Radio Galau FM, Kata hati, Milana, Cinta., Surat Untuk Ruth. Ini masih bercerita tentang cinta, karena saya tidak bosan membaca tentang cinta dan bercerita tentang cinta. Karena, semua hal yang kita kerjakan itu, ada hubungannya dengan hal ajaib itu.

Waktu itu, ketika saya mulai menulis naskah ini, lagi ngobrol-ngobrol dengan editor ‘kira-kira, tema apa ya yang enak diangkat untuk novel berikutnya?’ Terus, kita mikir, kalau novel-novel cinta kebanyakan, pasti, ada cerita-cerita yang berakhir happy ending. Artinya, proses menuju jadian. Kayak, teenlit, metropop juga begitu. Tetapi, saya tertarik mengangkat yang sebaliknya. Kisah tentang 2 orang yang putus, atau, terpaksa putus.

Jadi, Surat untuk Ruth ini adalah cerita tentang kehilangan. Ada yang pernah kehilangan? Kehilangan pacar? Kehilangannya kenapa? Direbut? Biasanya, cewek-cewek punya pengalaman kayak begitu ya..

Nggak, ya.. Emm… tentang kehilangan. Tokoh utama di novel ini seorang lelaki berama Areno Adamar, dia baru putus dengan mantannya. Mantannya itu, balikan sama mantannya. Jadi, bakalan banyak kata ‘mantan’ disini. Kalau misalnya nggak kuat mentalnya, mendingan siapin tissue. Jauhkan silet dan baygon.

Areno dalam rangka menyembuhkan sakit hatinya, dia pergi ke Bali. Supaya lebih menghayati cuti liburannya naik kapal feri, disitu dia memotret senja, dan bertemu dengan seorang cewek yang menurutnya ‘aneh’. Karena selalu diam dan mendekap kanvas lukis, melihat Areno dengan tatapan antara bengong dan terkesima. Lalu, berkenalan dan ngobrol. Cewek ini bernama Ruth, yang ternyata suka melukis senja. Kalau Areno suka memotret senja, jadi kesamaannya disitu.

Lalu, mereka bertemu lagi di sebuah café di Legian. Seperti kebanyakan kisah cinta lainnya, cintanya terjadi begitu saja. Nggak ada kata-kata jadian, nggak ada kata-kata ‘kamu mau jadi pacar aku nggak?’. Kisah cinta itu, semakin dewasa nggak ada kata-kata, go with the flow. Disini, Ruth saya gambarkan sebagai sosok yang dimata Areno itu misterius, tidak banyak bicara. Kenapa? Ternyata, dia juga punya masalah dengan keluarganya, dan, mantannya. Bahkan, saat Areno bilang ‘Aku sayang kamu’, Ruth Cuma diam aja. Tapi, Areno tidak pernah mempermasalahkan itu. Yang penting, ‘aku sayang kamu, dan yang aku lihat kamu seperti sayang sama aku’ yaudah, meskipun kamu nggak pernah bilang, nggak masalah.

Tapi, akhirnya penasaran juga kan. Kenapa sih, si Ruth nggak pernah bilang ‘aku sayang kamu’. Lalu, pada suatu malam di Ubud, terkuaklah masalah itu. Masalahnya apa… silahkan baca sendiri.

---

Ya, itu sekilas tentang Surat Untuk Ruth-nya dari kak Bara, kebayang nggak sih ceritanya kayak gimana? Terus, setelah itu kak Bara juga cerita, kenapa bisa suka banget sama nulis dan juga nyeritain perjalanannya sebagai seorang penulis. Mulai dari pertama kali dapat surat penolakan, dsb. Wah, kalau gue jadiin transkrip semua bakalan panjang banget nih, gue rangkum aja deh ya.

Kak Bara juga cerita pas pertama kali tahu novel Harry Potter dan penulisnya; JK.Rowling. Katanya, dia ngerasa tersihir pas baca novel itu, bahkan, di novel harpot seri ke 4 –ini lembar yang paling tebel, , sempat demam di halaman ke 800, Karena saking banyaknya yang masuk ke kepala. Setelah selesai cerita-cerita, acara sesi tanya-jawab dimulai. Gue udah angkat tangan tinggi-tinggi, tapi nggak ketunjuk. Gue rangkum nih, jawaban-jawaban yang wajib di catet!

---

“Saya orang yang tidak percaya dengan mood, mood itu mitos, dan kebenaran untuk orang-orang yang malas berusaha. Jadi, saya tidak bernah beralasan berhenti menulis hanya karena tidak ada mood.”

“Kamu nggak akan bisa nulis kisah yang bagus, kalau kamu nggak jatuh cinta sama tokoh-tokohnya. Jadi, kamu harus jatuh cinta sama idenya, tokoh-tokohnya. Dengan begitu kamu bisa menyelesaikan kisah yang kamu tulis.”

“Saya selalu analogikan, menulis itu seperti pacaran, pada suatu titik mungkin kamu akan bosan sama naskah kamu. Karena, dia tampak tidak menarik. Terus tiba-tiba, datang ide lain yang terlihat lebih ganteng, menarik dan menggoda. Yang terjadi jika kamu meninggalkan naskah itu, ketika ada ide datang, kamu akan lompat lagi. Begitu seterusnya. Nggak akan ada naskah kamu yang tuntas, nggak akan ada pacar yang beneran tuntas sama kamu.”

“Belajarlah untuk fokus dan berkomitmen atas apa yang sudah kamu mulai” 

“Bagi saya, menulis itu, perkara mengungkap kan apa dengan cara bagaimana. Kalau di genre cinta, nggak akan ada sesuatu yang baru selama dibawah matahari yang masih sama. Tapi, misalnya kalau besok pagi kamu bangun ada matahari 2, mungkin akan ada menemukan kisah anti mainstream. Tapi, selama kisah cinta, mataharinya masih satu. Nggak akan ada kisah yang anti mainstream. Tapi, kamu bisa menemukan cara bercerita yang baru. Itu yang harus kamu temukan sebagai seorang penulis.”

---

Intinya, talkshow kemarin seru banget! Talkshow yang ditulisannya cuma 1 jam, tapi ngaret jadi 1,5 jam. Ah, nggak papa kalo ngaretnya kayak begini. Mau ngaret sampai 2 jam juga boleh ;)) Sebelum bener-bener selesai, MC ngajakin kak Bara main games, itu loh, games yang suka ada di Hitam Putih. Setelah acara selesai, karna belum sempat beli novelnya, gue langsung beli dan antri minta ttd. Daaaaan.... selesai.

12 komentar:

  1. gue juga sempet dateng nih cuma telat. untung ada rekamannya disini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, lumayan ya, jadi tau pas diawal-awalnya :D

      Hapus
  2. Udah punya bukunya tapi belum sempet baca. Jadi pengen nyempetin baca.

    BalasHapus
  3. Ah, senangnya. Kemarin juga Kak Bara ke Jogja lhooo.. Iya sih promosi buku barunya hehehe. Keren banget emang Kak Bara setiap kali bukunya terbit, boom.. banyak mengebom gadis-gadis muda gini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, iya kena bom nih, langsung bergelimpangan tidak berdaya pas baca novelnya Kak Bara XD Apalagi novelnya yang kayak Ruth gini, duh :'D

      Hapus
  4. waduh.. gue malah gak tau.. lg sibuk juga sih minggu kemarin :(

    BalasHapus
  5. gue udah baca ini novel surat untuk Ruth. dan emang bener kata bang bara kalo disini ending nya bukan happy ending, melainkan sad ending. keren banget novelnya. btw, gue juga pembaca setia novel-novelnya Bernard Batubara hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Ruth emang keren banget. Gue suka gaya nulisnya yang serius tapi santai, dan pemilihan kata-katanya yang nggak ngebosenin..

      Hapus
  6. hehe gue kok baru kenal ya sama Bernard Batubara.. Gue kudet kali ya?

    BalasHapus

Copyright © 2014 Ailsaafh's Blog