TalkshowRuth Bernard Batubara
Foto dari sini |
Selamat Malam! Ceritanya, dipostingan kali ini gue mau berbagi
cerita tentang talkshow Bernard Batubara dengan novel terbarunya, Surat untuk
Ruth. Tahu kan, dia itu siapa? Masih nggak tahu juga? Kalau, film Radio Galau
FM dan Kata Hati, tahu? Nah! Kedua film itu diangkat dari novelnya kak Bara.
Jadi, beberapa hari yang lalu, gue lihat tweet dari
@benzbara_ yang bakalan ngadain tur di beberapa kota, untuk mempromosikan novel
terbarunya. Salah satunya, yang terdekat dengan wilayah gue itu, Depok.
Langsung gue catet pakai caps lock di memo, TALKSHOW KAK BARA 11 MEI DI DEPOK!
JAM 18.30!.
Akhirnya, 11 mei pun tiba. Yuhuuu, sekitar jam 14.30, gue jalan
bareng keluarga. Sepanjang jalan gue ngestalk twitternya kak Bara, kayaknya,
dia lagi di Margo City. Soalnya, pas
ashar dia ngetweet lagi ngos-ngos-an nyari masjid di Margo. Jam sudah
menunjukan pukul 17.00, dan gue baru sampai di Gramedia Depok. Karena belum
makan siang, gue sama keluarga jalan ke Margo. Susah lagi kalau keluarnya bawa
kendaraan, secara, Depok macet banget. Pas
sambil nunggu makan di resto yang identic dengan pelayanan yang lama dan
mempunyai ciri khas berwarna ungu, gue bolak-balik
liatin jam. Udah setengah 6, tapi gue masih di Margo. Duh, alamat nggak dapat
tempat duduk deh, zzz. Tepat jam 6, gue memutuskan untuk jalan duluan ke
Gramed.
Pas masuk, gue celingukan nyari tempat talkshownya. Di lantai
1 kosong, gue langsung naik ke lantai 2. Dan… jreng jreng! Di ujung, terlihat
banner besar dengan tulisan TALKSHOW BERSAMA BERNARD BATUBARA. Yes! Uwooh, disitu
gue lihat, kak Bara lagi ngobrol bareng kak Maman yang juga abis bikin talkshow
disitu. Yang duduk udah lumayan banyak, untungnya gue dapat tempat yang
keliatan ke depan.
20 menit kemudian, talkshow dimulai dengan seorang MC, entah
siapa namanya. Pertama-tama, kak Bara nyeritain
tentang novel terbarunya, Surat
Untuk Ruth. *untung disini gue bawa recorder, lumayan, jadi punya rekaman full
talkshownya tanggal 11 Mei kemarin =)*
---
Bernard Batubara: Surat
untuk Ruth ini adalah buku ke 6, setelah sebelumnya ada kumpulang puisi,
Angsa-Angsa Ketapang, Radio Galau FM, Kata hati, Milana, Cinta., Surat Untuk
Ruth. Ini masih bercerita tentang cinta, karena saya tidak bosan membaca
tentang cinta dan bercerita tentang cinta. Karena, semua hal yang kita kerjakan
itu, ada hubungannya dengan hal ajaib itu.
Waktu itu, ketika saya
mulai menulis naskah ini, lagi ngobrol-ngobrol dengan editor ‘kira-kira, tema
apa ya yang enak diangkat untuk novel berikutnya?’ Terus, kita mikir, kalau
novel-novel cinta kebanyakan, pasti, ada cerita-cerita yang berakhir happy
ending. Artinya, proses menuju jadian. Kayak, teenlit, metropop juga begitu.
Tetapi, saya tertarik mengangkat yang sebaliknya. Kisah tentang 2 orang yang
putus, atau, terpaksa putus.
Jadi, Surat untuk Ruth
ini adalah cerita tentang kehilangan. Ada yang pernah kehilangan? Kehilangan
pacar? Kehilangannya kenapa? Direbut? Biasanya, cewek-cewek punya pengalaman
kayak begitu ya..
Nggak, ya.. Emm…
tentang kehilangan. Tokoh utama di novel ini seorang lelaki berama Areno
Adamar, dia baru putus dengan mantannya. Mantannya itu, balikan sama mantannya.
Jadi, bakalan banyak kata ‘mantan’ disini. Kalau misalnya nggak kuat mentalnya,
mendingan siapin tissue. Jauhkan silet dan baygon.
Areno dalam rangka
menyembuhkan sakit hatinya, dia pergi ke Bali. Supaya lebih menghayati cuti
liburannya naik kapal feri, disitu dia memotret senja, dan bertemu dengan
seorang cewek yang menurutnya ‘aneh’. Karena selalu diam dan mendekap kanvas
lukis, melihat Areno dengan tatapan antara bengong dan terkesima. Lalu,
berkenalan dan ngobrol. Cewek ini bernama Ruth, yang ternyata suka melukis
senja. Kalau Areno suka memotret senja, jadi kesamaannya disitu.
Lalu, mereka bertemu
lagi di sebuah café di Legian. Seperti kebanyakan kisah cinta lainnya, cintanya
terjadi begitu saja. Nggak ada kata-kata jadian, nggak ada kata-kata ‘kamu mau
jadi pacar aku nggak?’. Kisah cinta itu, semakin dewasa nggak ada kata-kata, go
with the flow. Disini, Ruth saya gambarkan sebagai sosok yang dimata Areno itu
misterius, tidak banyak bicara. Kenapa? Ternyata, dia juga punya masalah dengan
keluarganya, dan, mantannya. Bahkan, saat Areno bilang ‘Aku sayang kamu’, Ruth Cuma
diam aja. Tapi, Areno tidak pernah mempermasalahkan itu. Yang penting, ‘aku
sayang kamu, dan yang aku lihat kamu seperti sayang sama aku’ yaudah, meskipun
kamu nggak pernah bilang, nggak masalah.
Tapi, akhirnya
penasaran juga kan. Kenapa sih, si Ruth nggak pernah bilang ‘aku sayang kamu’.
Lalu, pada suatu malam di Ubud, terkuaklah masalah itu. Masalahnya apa…
silahkan baca sendiri.
---
Ya, itu sekilas tentang Surat Untuk Ruth-nya dari kak Bara,
kebayang nggak sih ceritanya kayak gimana? Terus, setelah itu kak Bara juga
cerita, kenapa bisa suka banget sama nulis dan juga nyeritain perjalanannya sebagai seorang penulis. Mulai dari pertama
kali dapat surat penolakan, dsb. Wah, kalau gue jadiin transkrip semua bakalan
panjang banget nih, gue rangkum aja deh ya.
Kak Bara juga cerita pas
pertama kali tahu novel Harry Potter dan penulisnya; JK.Rowling. Katanya,
dia ngerasa tersihir pas baca novel
itu, bahkan, di novel harpot seri ke 4 –ini lembar yang paling tebel, , sempat
demam di halaman ke 800, Karena saking banyaknya yang masuk ke kepala. Setelah
selesai cerita-cerita, acara sesi tanya-jawab dimulai. Gue udah angkat tangan
tinggi-tinggi, tapi nggak ketunjuk. Gue rangkum nih, jawaban-jawaban yang wajib
di catet!
---
“Saya orang yang tidak
percaya dengan mood, mood itu mitos, dan kebenaran untuk orang-orang yang malas
berusaha. Jadi, saya tidak bernah beralasan berhenti menulis hanya karena tidak
ada mood.”
“Kamu nggak akan bisa
nulis kisah yang bagus, kalau kamu nggak jatuh cinta sama tokoh-tokohnya. Jadi,
kamu harus jatuh cinta sama idenya, tokoh-tokohnya. Dengan begitu kamu bisa
menyelesaikan kisah yang kamu tulis.”
“Saya selalu
analogikan, menulis itu seperti pacaran, pada suatu titik mungkin kamu akan
bosan sama naskah kamu. Karena, dia tampak tidak menarik. Terus tiba-tiba, datang
ide lain yang terlihat lebih ganteng, menarik dan menggoda. Yang terjadi jika
kamu meninggalkan naskah itu, ketika ada ide datang, kamu akan lompat lagi.
Begitu seterusnya. Nggak akan ada naskah kamu yang tuntas, nggak akan ada pacar
yang beneran tuntas sama kamu.”
“Belajarlah untuk
fokus dan berkomitmen atas apa yang sudah kamu mulai”
“Bagi saya, menulis
itu, perkara mengungkap kan apa dengan cara bagaimana. Kalau di genre cinta,
nggak akan ada sesuatu yang baru selama dibawah matahari yang masih sama. Tapi,
misalnya kalau besok pagi kamu bangun ada matahari 2, mungkin akan ada menemukan
kisah anti mainstream. Tapi, selama kisah cinta, mataharinya masih satu. Nggak akan
ada kisah yang anti mainstream. Tapi, kamu bisa menemukan cara bercerita yang
baru. Itu yang harus kamu temukan sebagai seorang penulis.”
---
Intinya, talkshow kemarin seru banget! Talkshow yang ditulisannya
cuma 1 jam, tapi ngaret jadi 1,5 jam. Ah, nggak papa kalo ngaretnya kayak
begini. Mau ngaret sampai 2 jam juga boleh ;)) Sebelum bener-bener selesai, MC
ngajakin kak Bara main games, itu loh, games yang suka ada di Hitam Putih.
Setelah acara selesai, karna belum sempat beli novelnya, gue langsung beli dan
antri minta ttd. Daaaaan.... selesai.
gue juga sempet dateng nih cuma telat. untung ada rekamannya disini :D
BalasHapusHehe, lumayan ya, jadi tau pas diawal-awalnya :D
HapusUdah punya bukunya tapi belum sempet baca. Jadi pengen nyempetin baca.
BalasHapusHati-hati galau ya :p
HapusAh, senangnya. Kemarin juga Kak Bara ke Jogja lhooo.. Iya sih promosi buku barunya hehehe. Keren banget emang Kak Bara setiap kali bukunya terbit, boom.. banyak mengebom gadis-gadis muda gini.
BalasHapusHahaha, iya kena bom nih, langsung bergelimpangan tidak berdaya pas baca novelnya Kak Bara XD Apalagi novelnya yang kayak Ruth gini, duh :'D
Hapuswaduh.. gue malah gak tau.. lg sibuk juga sih minggu kemarin :(
BalasHapusYaaaah, sayang banget..
Hapusgue udah baca ini novel surat untuk Ruth. dan emang bener kata bang bara kalo disini ending nya bukan happy ending, melainkan sad ending. keren banget novelnya. btw, gue juga pembaca setia novel-novelnya Bernard Batubara hehe
BalasHapusIya, Ruth emang keren banget. Gue suka gaya nulisnya yang serius tapi santai, dan pemilihan kata-katanya yang nggak ngebosenin..
Hapushehe gue kok baru kenal ya sama Bernard Batubara.. Gue kudet kali ya?
BalasHapusWaaaah...
Hapus