Rabu, 30 April 2014

[REVIEW] For Better or Worse


Judul: For Better or Worse
Penulis: Christina Juzwar
Penerbit: Bentang Pustaka
Cetakan Pertama: Agustus 2013
Tebal: viii+352 halaman
ISBN: 978-602-7888-56-2
Harga: Rp. 59.000

---

Semua terencana begitu menyenangkan, berjalan begitu indah., dan terjadi begitu sempurna. Menikah dengan orang yang dicinta, memiliki sepasang anak yang sehat dan lincah., serta pekerjaan yang luar biasa.

Tak diduga sebuah kabar buruk datang dari bibirmu. Dan, dengan mencoba tegar, aku berkata, “Aku pasti bisa menghadapinya!”. Namun kenyataannya, semua jauh dari sempurna., bahkan terlalu jauh dari bayanganku tentang pernikahan.

Ya Tuhan… Mapukah aku mempertahankan janji suci ini? Sanggupkah aku menjadi istri dan ibu yang hebat bagi mereka? Meski sudah kusadari benar, this is the meaning of marriage.

“That’s the meaning of marriage, Hon..”

“That’s the meaning of love.”

(Blurb, For Better or Worse)

---

July dan Martin, sepasang suami istri yang sudah mengikat tali suci pernikahan –hampir- sepuluh tahun. Mereka hidup bahagia dengan sepasang anak; Ernest dan Emili. Setiap harinya sudah terencana, July sebagai Ibu, setiap paginya ia mengurus anak-anak. Sedangkan Martin, mengurus pekerjaan kantornya. Semua berjalan begitu indah, sangat indah.

Tetapi, semua berubah, ketika Martin mendapatkan satu kenyataan pahit. Ia di PHK dari kantor tempat ia bekerja, satu pukulan yang sangat berat untuk July. Martin, diusia yang tidak lagi muda, susah untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi, Martin terus berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, agar bisa kembali menyambung hidup.

Tanpa henti, setiap harinya Martin mencari pekerjaan, July juga ikut membantu. Panggilan untuk wawancara hampir ada setiap hari, penerimaan? Tidak ada sama sekali. Hingga akhirnya, waktu mengubah Martin. Tidak ada lagi sosok Ayah dan suami di antara mereka. Ia berubah menjadi pribadi yang cuek.

Karena takut tidak bisa menyambung hidup, July melamar kerjaan di suatu perusaan. Dan, ia keterima menjadi sekertaris. Masalah bertambah ketika ia harus menjadi sekertaris mantan kekasihnya dulu!

---

Christina Juzwar mampu membuat masalah ‘biasa’, menjadi luar biasa ketika dituangkan kedalam tulisan. Secara tidak langsung, buku ini bisa untuk mengajarkan kita-kita  yang belum menikah, untuk terus berusaha dan tetap setia kepada pasangan yang sudah mengikat janji suci pernikahan, apapun yang terjadi.

Senin, 28 April 2014

Razia oh Razia

Sumber gambar: google.com
Selamat Siang! Polisi dan Razia. 2 kata yang sangat di takuti oleh para remaja –termasuk gue- yang belum mempunyai surat izin mengemudi a.k.a SIM. Bukan hal aneh kalau melihat anak-anak dibawah umur sudah bisa mengendarai motor atau mobil di jalan raya  -termasuk gue lagi-.

Kemarin pas gue mau berangkat ke Cikeas ada razia di depan Mekarsari, karena masih sayang sama isi dompet, gue lebih memilih buat putar arah mencari jalan pintas untuk sampai ke Cileungsi. Untung pas tahu ada polisi itu dari jauh, tapi, walaupun dari jauh, kaki gemeteran tjooooy! Entah kenapa kalau ketemu sama polisi kaki gue selalu begitu.

Pernah juga beberapa Minggu yang lalu gue sama Ayu mau ke Gramedia Depok. Rada nekat juga sih, padahal udah tahu kalau Depok itu sarangnya razia. Tiap tikungan polisi suka muncul tiba-tiba dan siap buat nilang. Karena modal nekat sudah kuat, berangkatlah siang itu ke Gramed. Awalnya mau lewat jalan pintas, tapi si Ayu lupa jalannya. Karena dia sudah nggak bisa ditanya-tanya soal jalan, akhirnya kita memutuskan lewat jalan biasa. Yang nantinya akan lewat jalan Juanda dan Margonda –sarangnya razia-. Daaaan, benar saja! Baru mau belok ke Juanda ada yang teriak-teriak, “Puter balik! Razia! Razia”. Dari ujung keliatan polisinya udah lirik-lirik.
Gimana dong? Masa harus lewat ke kelapa dua? Balik lagi dong? Haiks! Karena nggak ada pilihan lain, ya, dengan terpaksa puter arah dan terpaksa juga lewat kelapa dua yang jaraknya lumayan jauh dari situ. Setelah Tanya-tanya, kalau mau ke kelapa dua itu harus lewat jalan Raya Bogor. Okay, dengan semua kenekatan yang telah terkumpul, gue mulai mencari jalan, Tanya kanan-kiri.
Jam sudah menunjukan pukul setengah 12 siang, tapi, kenapa belum sampai juga? Sambil bawa motor dan kepala celingak-celinguk ke kanan-kiri, tiba-tiba…. Jreng jreng! ITC CIJANTUNG! INI DIMANAAAAA? HAAAA! GUE MAU KE DEPOK, KENAPA MALAH KE CIJANTUNG? ADUH, CAPS LOCK KENAPA NYALA TERUS SIH. KOK BEGINI SIH? HIH!
Maaf, tadi caps locknya tadi keseleo. Sebenenya sih, gue bukan mau nyeritain tentang nyasar-nyasar ke Cijantung, dan yang tadi anggap curhat *ditimpukin yang baca*
---

Buat apa ditilang kalau masih bisa ‘kabur’ dari hukuman? Kaburnya bukan langsung lari begitu aja, tapi, kabur dengan cara nyogok. Yang sudah biasa pasti suka menggunakan kata-kata ini “Udahlah, Pak. Damai aja *sodorin uang 20rb*” Iya kan? Nggak usah ngeles deh…
Menurut gue sih, percuma kalau ada razia kalau nggak ada tindakan yang bikin si pengendara itu jera. Ya itu tadi, cuma ngeluarin uang 20rb, masalah selesai. Gimana mau bikin kapok kalau hanya begitu saja? Kalau di iklan atau lagi diliput sama wartawan pada nggak mau nerima sogokan. Tapi kalau nyatanya? Banyak yang masih menerima sogokan. Eh, nggak tau juga sih, mungkin ada juga yang masih ‘bersih’ dan nggak mau nerima sogokan. Semoga saja.
Remaja di bawah umur yang membawa kendaraan sendiri itu pasti dia punya perhitungan sendiri, misalnya, biar nggak telat masuk sekolah.

Kenapa jalannya nggak lebih pagi, lalu naik angkutan umum?

Yakali mau dateng ke sekolah jam 5 pagi, satpamnya aja belum dateng. Andaikan kalau jalanan bebas macet dan ada kendaraan khusus untuk pelajar seperti di Negara-negara lainnya. Malahan, kalau tidak salah, di Amerika itu ada bus, dan kalau penumpangnya adalah pelajar atau mahasiswa, gratis! Pasti kalau di Indonesia ada yang seperti ini, mereka juga akan lebih memilih naik angkutan umum dibandingkan kendaraan pribadi, yang harus ngisi bensin sendiri.
Lagipula, nggak semua pengendara dibawah umur ugal-ugalan, ya, kayak gue gini lah *angkat kerah*. Walaupun kenyataannya, kebanyakan yang ugal-ugalan dan tidak mematuhi peraturan speerti, memakai helm.

---

Mau tahu tips biar nggak kena tilang? Simak!

1.       Bawa surat-suratan yang lengkap!

Yang ini sih udah pasti ya. Biasanya, orang kena tilang karena nggak punya surat-suratan yang tidak lengkap. Tapi, bisa juga kena tilang gara-gara tutup pentil ban nggak ada. Atau juga, karena tidak memakai helm.

2.       Perhatikan sekeliling

Perhatikan jalan baik-baik, kalau jalanan disamping kalian penuh dan tidak seperti biasanya, kemungkinan besar di depan ada razia. Atau lihat saja di pinggir jalan, jika banyak pengendara motor yang bergerombol dan sedang memerhatikan gerak-gerik seseorang, patut curiga. Bisa jadi itu polisi.

Gue pernah salah sangka, kirain pengendara motor yang bergerombol itu mau konvoi, karena gue tidak tahu, ya, lanjut jalan aja. Pas di depan… jreng jreng!! Polisi banyak banget tjoy. Balik lagi? Nggak mungkin! Bisa-bisa langsung di Tarik kepinggir sama polisinya. Karena sudah terlanjur, gue berusaha tenang –padahal kaki gemeteran- dan terus meng-gas motor tanpa henti.

3.       Kedip-kedip

Kalau kalian merasa cantik dan kece dan sudah terlanjur di Tarik kepinggir sama polisnya, ada baiknya kedip-kedip sambil berusaha kabur. Siapa tahu polisinya bengong terpesona dan tanpa sadar membebaskan kalian. Apalagi kalau yang kedip-kedipnya cowok, beh, pasti udah disuruh pergi duluan sama polisinya. Jijay tjoy, dikedipin sama sesama cowok XD
---
Sebaiknya sih kalau mau bawa kendaraan, sudah punya surat-suratan yang lengkap dan sudah ada di batas umur yang sudah ditetapkan, Kalau terpaksa membawa kendaraan, patuhi aturan mainnya ya!
Inti postingan kali ini… silahkan simpulkan sendiri! Babay! *kabuuuuur*
NB: Guys, kalau ada yang punya info bedah buku, dalam waktu 2 minggu ini, kasih tau di kolom kometar ya! Tapi di daerah, Jakarta, Depok, Bogor atau Bekasi. Tararengkyu!

Kamis, 24 April 2014

Kelakuan Manusia Terkutuk


Selamat Malam! Akhir-akhir ini tau dong berita apa yang lagi bikin geger seluruh penghuni di bumi? Yap! JIS a.k.a Jakarta Internasional School (TK). Wuih, langsung kebayang yang megah-megah kalau terselip kata ‘Internasional’. Tetapi, semua yang terbayang ‘keren’ hilang, karena suatu perbuatan terkutuk oleh para manusia tidak beradab.

Satu orang anak dengan inisial M mengaku bahwa telah mendapatkan kekerasan seksual dari petugas kebersihan sekolah! Gilaaaaaak! Bayangin guys, dia baru 5 tahun keluar ke dunia, tapi sudah merasakan kejamnya para manusia yang tidak memiliki hati. Bahkan baru-baru ini muncul salah satu anak yang mengaku pernah mendapatkan perlakuan yang sama seperti M. Dan ternyataaa, korban kedua ini adalah teman si M, yang juga pernah melihat, mendapatkan kekerasan seksual dan kekerasan fisik.

Masih teringat jelas beberapa bulan yang lalu, ramai berita pelecehan seksual pada para wanita. Hampir setiap hari ada berita baru seperti itu. Masih ingat dengan kasus RI? Seorang anak perempuan yang menjadi korban sang Ayah. Iya, AYAH! Kenapa sih? Kenapa? Anak yang tidak punya salah apapun tetapi harus merasakan perbuatan terkutuk sang Ayah. Apa yang akan dikenang oleh anaknya dari sang Ayah? Perbuatan keji itu? Cih.

Bersyukurlah kita mempunyai orangtua yang sayang dan cinta kepada anaknya, dan tidak akan melakukan hal seperti itu.

---

Balik lagi ke JIS..
Vahey, seorang guru yang pernah mengajar di JIS selama 10 tahun, ternyata seorang pedofil! GURU! Iya, GURU! 10 TAHUN! Bayangkan, seorang paedofil berkeliaran di kerumunan anak-anak yang sewaktu-waktu bisa menjadi mangsanya. Gue rasa korban di JIS tidak hanya satu-dua, apalagi setelah terungkapnya bahwa pernah ada seorang guru yang ternyata seorang pedofil bekerja di JIS. Vahey juga dikabarkan telah melakukan kekerasan kepada 90 anak di 9 Negara yang berbeda! Sadis! Sayangnya sekarang tidak ada informasi yang bisa di dapatkan dari manusia keji itu. Pasalnya, Vahey sudah meninggal terlebih dahulu karena bunuh diri beberapa waktu yang lalu saat sedang dikejar-kejar FBI

Menurut gue ini benar-benar sudah kelewatan, bagaimana bisa sekolah yang ‘katanya aman’ untuk anak-anak tetapi masih ada manusia-manusia yang siap merusak masa depan anak-anak. Apalagi biaya bulanan di JIS mencapai 20jt! Gue hampir nggak bisa nafas pas tahu uang bulanannya sampai segitu. Daripada buat bayar TK, mendingan buat ganti notebook tjoooy *salahfokus-_-

Satu fakta yang sangat mengejutkan, JIS yang sudah berdiri sejak belasan tahun yang lalu (tepat tahunnya, lupa.) ternyata tidak memiliki izin! Mungkin karena JIS sudah memiliki beberapa tingkatan kelas, jadi dia merasa ‘aman’ dan tidak mengurusi izin *soktau. Di media cetak yang gue baca, katanya, JIS sudah resmi di tutup. Ini masih ‘katanya’ sih.

Sampai saat ini baru ada 2 tersangka. Salah satu tersangkanya sudah mempunyai Istri dan seorang anak. Kenapa dia nggak sama Istrinya aja sih? Kenapa harus orang lain yang jadi sasarannya? Istrinya buat apa? Pajangan doang? Hih. Kenapa dia nggak berpikir kalau itu terjadi sama anaknya nanti? Apa dia tidak akan marah jika itu terjadi sama anaknya? Nanti saat anaknya besar, dan ditanya oleh teman-temannya tentang Ayahnya, apa yang akan anaknya jawab? Apa? Kenapa? Kenapa? Terlalu banyak ‘Apa’ dan ‘kenapa’ buat permasalahan ini. Udah ah, ngantuk. Untuk masalah yang ini jangan Tanya ‘kenapa’ :p

Bingung sebenernya gue mau ngejelasin apa, ya intinya begitu deh, dan gue juga bingung mau dikasih judul apa. Yaaa.. pokoknya mah hati-hati untuk diri kita sendiri. Yang mempunyai anak, adik, saudara harus dijaga semaksimal mungkin agar kejadian seperti ini tidak terjadi sama kita semua. Hey, untuk siapa saja, harap dijaga ‘itu’nya, jangan sembarangan nyelonong kemana-mana. Kalau mau, cari yang halal. Kalau belum punya yang halal, ya, di tahan! Mwahahaha XD

Minggu, 20 April 2014

#TalkWith Dy Lunaly


Selamat Malam! Postingan kali ini akan sedikit berbeda dari biasanya. Yap! Kali ini gue berhasil berbincang-bincang sama salah satu penulis yang karya-karyanya itu keren-keren! Salah satu novelnya yang pernah gue baca berjudul, Pssst…!. Iya, itu judulnya. Unik kan? Apalagi isinya! Kak Dy juga sudah punya 4 novel yang diterbitkan di Bentang Belia, judulnya, My Daddy ODHA, Remember Dhaka, NY Over Heels dan Pssst…!. Ada juga hasil bareng-bareng dengan judul, #CrazyLove: Move On.

Awalnya gue iseng-iseng aja kirim e-mail ke Kak Dy minta waktunya sebentar buat di kepoin. Waktu ngirim email itu nggak berharap dibalas juga sih, soalnya waktu itu pernah gue ngirim e-mail ke *sensor*. Sombongnya minta ampun! Cuma dibalas ‘Oh’. Kampret banget! Udahlah ya, nggak usah dibahas. Ternyataaaa… Kak Dy itu ramah banget! Nggak sampai 15 menit e-mail gue udah dibalas, dan dia bersedia buat gue repotin. Thank you so much! Mau tau keseruan cerita Dy Lunaly? Simak perbicangan singkat gue sama Kak Dy via whatsapp.

Ini dia Dy Lunaly! *ava twitter @DyLunaly *


---

Hai Kak Dy! Apa kabar? Sebelumnya, makasih banget ya, udah mau aku repotin siang-siang gini.

Hallo, kabarku sedikit kabur. But its okay *mulai absurd*

Aku suka banget sama novel Pssst…!, bisa ceritain sedikit nggak dapat ide dari mana?

Makasih banget udah baca dan senang banget kamu suka. Ide awalnya sih ingin nulis tentang sahabat dan perjalanan. Pernah dengar kan, kalau traveling itu bisa membuat persahabatan/hubungan makin kuat? Nah, itu yang ingin aku angkat.

Di novel Pssst…! Itu menceritakan tentang 5 orang yang tentunya sahabatan, keliling Eropa. Disitu Kak Dy menceritakan dengan detail setiap sudut Negara/Kota yang dikunjungi. Pasti Kak Dy sudah pernah keliling Eropa ya?

Aku belum pernah ke Eropa. Sama sekali belum, hehe. Pengen banget kesana. Tapi, sayangnya belum kesampean.

Serius? Wow! Tambah lagi novelnya Kak, kumpulin honornya buat keliling Eropa! Siapa tahu ketemu sama Kalyan di dunia nyata. *Tau Kalyan? Belum tau? Baca novel Pssst…!*

Serius. Aku bermodalkan blog-blog traveling dan google. Hahaha, pengennya sih begitu. Makanya borong novel aku dong!

Pssst…! Novel ke berapa? Coba di absen novelnya, nanti kalau ke toko buku, aku beli. Soalnya yang aku tahu Cuma Pssst…! aja, hehe

Novel ke empat, bareng Bentang Belia. Boleh banget! My Daddy ODHA, Remember Dhaka, NY Over Heels dan Pssst…! Dan ada juga buku keroyokan, #CrazyLove: Move On. Apa?! Cuma tahu Pssst…! aja? Errr…

*kabuuuur* Hahaha, sekarang lagi sibuk apa nih?

Baru selesai ngerjain novel dan novella remaja untuk Bentang Belia. Sekarang lagi merambah ke novel dewasa, hehe. Do’ain segera selesai, bagus dan disukai ya!

Aamiin! Aku juga lagi bikin novel nih. Ini ceritanya novel perdana gitu, do’ain juga ya! *kok jadi aku yang curhat*

Di do’akan segera selesain dan di terbitin.

Hmm… Apa lagi yaaa? Oh iya, proses penulisan novel Pssst…! Berapa lama Kak?

Nah, kalau buat Pssst…! Agak lama. Di awal-awal bolak-balik nggak sreg sama tulisan sendiri. Nggak tahu kenapa. Pokoknya kerasa nggak pas aja. Mungkin karena terlalu banyak yang pingin ditulis, terus bingung sendiri dan mungkin juga karena belum menemukan judul yang ‘pas’. Nulis ini awal Desember sampai Mei.

Tapi hasilnya memuskan banget kan Kak!

Ah, Syukurlah.

Satu lagi nih, cara ngatasin stuck ala Kak Dy gimana sih?

Kalau stuck, biasanya aku berhenti menulis. Dan ak melakukan hobiku yang lain seperti membaca, traveling dan motret. Nanti juga lama-lama langsung kangen nulis lagi. Eh, udah nih segini aja?

Satu lagi deh, kenapa milik terjun kedunia kepenulisan? Kasih pesan-pesan dong buat mereka-mereka yang habis baca ini, siapa tahu bisa jadi penyemangat agar bisa cepat menyelesaikan naskahnya.

Karena…. It’s simple. Menulis menjagaku tetap waras. Untuk pesan-pesannya, menulislah karena kamu ingin menulis. Menulislah karena kamu cinta menulis dan, menulislah dengan hati. Tsaaah, sok keren banget ya?

Makasih udah mau berbagi cerita sama kita-kita semua, jangan kapok ya aku kepoin gitu, hahaha.

Hahaha, aku malah senang kalau dikepoin. Nambah kenalan baru.

---

Gimana? Kak Dy ramah banget kan? Kalau mau tahu lebih banyak tentang Kak Dy, bisa follow twitternya @DyLunaly atau mau lihat tulisan-tulisan Kak Dy yang lainnya bisa di dylunaly.blogspot.com. Sampai disini dulu kita berbincang bareng Kak Dy Lunaly yaa. Ditunggu karya terbarunya, Kak!

NB: Bikin postingan kayak begini karena gue bosen dengan isi blog yang gitu-gitu aja. Gue ingin ada perubahan sedikit disini. Gue pengen ada postingan seperti ini 2 minggu sekali atau 1 bulan sekali, biar nggak terlalu banyak dan nggak cepat bosan. Jadi, tunggu aja siapa yang bakalan jadi korban ke-kepo-an gue selanjutnya! HAHAHA~ Satu lagi, maaf yaaaa menu di atas belum semuanya bisa dibuka. Masih dibikin isinya, hehe.

Jumat, 11 April 2014

Ini Kadoku, Mana Traktiranmu?

HAPPY BIRTHDAY IMA!! *tiup sangkala* Ciye sekarang udah 16 tahun, makin tua deh. Coba lo ada disini pas lagi ultah gini, kan lumayan bisa dapet makan gratis di Faiha atau Pempek. Hoho, oh iya, kalian tahu Ima?

Ima itu yang kalau nunggu Imaaa banget, bener kan?

Itu lama-_- Oke, jadi Ima itu temen kecil gue. Kayaknya sih emang gue udah ditakdirkan untuk bertemu doi, kenapa? Petama, bokap gue sama bokapnya Ima itu temen dari SMA. Kedua, Kakeknya Ima itu saling kenal sama kakeknya gue, temen seperjuangan lah. *entah mereka mereka bikin genk BFF juga atau nggak-_-* . Ketiga, tanggal lahir gue 04-11-1998 dan kalau Ima 11-04-1998. Liat coba liaaaaaat, awal-awalnya gue nggak terlalu sadar sama ini semua. tapi kalau dipikir-pikir aneh juga. Ah, intina mah kitu we lah. Intinya apaaa? HAHAHA~

Waw, doi orangnya kayak gimana?

Lelet, haha. Bukan gue doang yang merasa kalau Ima itu leletnya minta ampun. Apalagi kalau diajak main, dia bilangnya mau pakai kerudung dulu. Nah, kita nunggu diluar. Semenit.. dua menit.. tiga menit... doi nggak keluar-keluar, pas ditengok dirumahnya ternyata lagi duduk di depan tv sambil cengir-cengir. Tapi itu sih dulu, 6 tahun yang lalu. Sekarang mah udah gesit dongs, ya gak? *senggol Ima*

Selama temenan sama doi, ada yang paling berkesan nggak?

Yang paling berkesan itu pas gue sama Ima berantem selama 1 bulan. Lupa permasalahannya apa, yang jelas kita nggak saling tegur sapa. Yang paling gue inget pas lagi berantem gitu adalah ketika Ima bilang 'Sukurin' pas gue lagi terserang penyakit cacar air. Setelah satu bulan, gue nggak tahan juga diem-dieman terus, akhirnya sebelum shalat Maghrib ke masjid gue nitipin surat permohonan balikan ke Ima, lewat adiknya. Ima langsung ngerespon surat gue, dan besoknya udah main lagi kayak biasa, syalalala~

Satu lagi, gue jadi inget pas tanggal 11 April 2009, dimana saat itu gue, Ayu, Nisa, Puja udah siap-siap buat nimpukin Ima pake terigu campur telor yang amisnya nauzubillah. Tapi sayang banget hari itu kita gagal total buat nyiramin terigu campur telur itu ke Ima gara-gara Mia ngasih tau Ima *ini beda orang ya-_-* Kita rada gondok juga sih, iyalah, beli terigu sama telur itu hasil uang patungan dari uang jajan yang saat itu uang jajan cuma 1000 rupiah.

Tahun 2009--"


Waaah, seru ya. Terus, terus...

Terusnya yaaa.. sekarang kita udah nggak bareng-bareng lagi, Ima ngelanjutin SMA di Tasik. dan pulang kalau liburan aja. Walaupun begitu gue tetep inget semuanya, iya sih kemarin ada satu insiden dimana gue salah ngucapin ultah--" Jujur, gue disitu lupa banget. Entah kenapa gue ingetnya itu tanggal 4 bukan 11--"

4 April kemarin--"

---

Happy Birthday yaaa! Anggap aja ini kado dari gue ya :p Semoga di umur yang ke 16 ini makin berkah. Sukses buat semua yang lagi lo jalanin sekarang, jangan lupa sama kita-kita, kalau libur balik ke Mutiara terus traktir kita-kita, inget umur makin berkurang Im, rajin-rajin sedekah biar nambah pahala. Mau di do'ain panjang umur nggak? *kaboooor*
*balik lagi* Setahu gue Ima masih single nih, yang mau stalking blognya yang kosong penuh banget bisa disini. Atau kalau mau stalking disini juga bisa. HAHAHAHA *kabooor*
Copyright © 2014 Ailsaafh's Blog