Sabtu, 31 Mei 2014

#TalkWith GWP Badut Oyen


Selamat Malam! Akhirnyaaaa... setelah berusaha enusekitar 2 jam untuk mendapatkan sinyal, bisa posting! Yeay! Gue udah berpikir bahwa , malam ini bakalan telat update, ternyata nggak, fyuh. Tahu dong sekarang saatnya posting apa? #TalkWith! Kali ini kita kedatangan penulis-penulis yang baru saja melahirkan karya tebarunya.


Penulis-penulis? Berati nggak Cuma 1 dong?

Yap! Tepat sekali. Mereka adalah, kak Ratih, kak Kiky dan kak Marisa.  Dan, mereka baru mengeluarkan novel dengan judul Badut Oyen. Jadi, satu novel dikerjakan 3 orang. Kebayang nggak sih nulis novel estafet? Kalau yang ada dipikiran gue, ‘Gimana caranya?’. Ya, secara kan setiap orang gaya nulis itu berbeda, apa bisa disatukan? Oh iya, mereka bertiga ini dari Gramedia Writing Project, tahu kan? Yang suka nulis dan ikutan lomba, pasti tahu.
Novel ini bercerita tentang seorang badut bernama Oyen yang tewas gantung diri lengkap dengan kostum badutnya. Tidak ada yang menyangka bahwa Oyen akan melakukan hal tersebut. Beberapa hari setelah kematian Oyen, ada hal aneh terjadi di kampung, mulai dari penampakan hantu badut, dan ditemukannya warga tewas dalam kondisi yang tidak wajar. Warga menyimpulkan, bahwa Oyen meminta tumbal.

Lalu, ada apa dengan Oyen? Bagaimana ia bisa tewas dengan cara seperti itu? Apa Oyen bunuh diri? Atau, ada yang sengaja membunuh Oyen? Tapi, siapa?

Penasaran? Beli gih bukunya, terus baca sampai selesai, biar nggak penasaran, hahaha :p




Covernya lucu, badutnya bawa palu berdarah.
Gue juga baru beberapa hari yang lalu selesai baca novel ini, Gue speechless pas selesai baca novel ini, wow banget. Cuma bisa bilang 'Gila, ternyata akhirnya begini.'.Novel ini keren banget! Alur cerita, gaya nulis dsb. Endingnya nggak gampang ditebak. Pokoknya, kalian harus baca!
Oke, mau tahu keseruan gue ngobrol bareng penulis-penulis Badut Oyen? Mari dilanjut!
 
 


Dwi Ratih Ramadhany
 
Rizky Novianti


Marisa Jaya
---
Halo semuanya! Sebelumnya, makasih ya, sudah mau aku ajak ngobrol disini, hehe. Karena aku suka banget sama Badut Oyen, mau tanya-tanya sedikit nih tentang novel ini. Kok bisa sih nulis 1 novel barengan?

Kiky: Dari ajang GWP, Gramedia Writing Project. Awalnya, gramedia bikin lomba nulis. Terus, dari sekian banyak tulisan yag masuk Cuma 20 finalis yang beruntung. Dan, bis aikutan workshop yang diadakan gramedia dan Mbak Clara Ng.
Nah setelah kepilih 20 peserta, kita disaring lagi. Kita dibagi beberapa grup dan disuruh nulis estafet. Tiap grup dapat secarik kertas kecil, dengan isi penggalan cerita dan kita disuruh mengembangkan cerita tersebut.

Setiap grup ada 3 orang, kebetulan Aku, Marisa dan Ratih se-grup. Tujuan latihan itu supaya kita bisa nyamain ide, pikiran dan gaya nulis.

Badut Oyen sendiri murni ide Mbak Clara.


Saat aku baca Badut Oyen itu, nggak kerasa kalau novel ini ditulis 3 orang. Itu gimana caranya?

Marisa: Kalau soal Badut Oyen yang nggak kerasa 3 orang, thanks banget Kak Asty editor kita yang rela begadang demi maksimalnya Badut Oyen.

Ratih: Nyamain tulisan? Awalya nggak sama, tapi, lama kelamaan setelah halaman demi halaman terlewati, akhirnya bisa saing menyesuaikan. Yeaaay, Kak Asty idolaaa. Editor super sabar!
Selama nulis Badut Oyen ini ada kendalanya nggak?

Marisa: Kendala, kalau dia aku. Ya itu, nyatuin gaya nulis yang beda. Terus, waktu. Kita juga harus konsisten nulis setiap harinya. Jadi, kadang waktunya keteteran karena kuliah, dsb.


Ratih: Aku Idem sama Marisa. Kalo aku, selain itu, mungkin membiasakan diri nulis novel. Karena, nafas novel lebih panjang daripada cerpan.

Kiky: Kendala di aku, jaringan internet. Karena kita diskusi via WA. Selebihnya, sama kayak Marisa.

Marisa: Pokoknya diantara kita bertiga yang paling disiplin soal nulis, Mbak Kiki, hehe.
 
Kiky: Ah, masa sih..

Ratih: Iya tuh, yang paling on time kak Kiki.
 

Temanku, Fathiya. Dia suka juga sama novel ini. Dia bilang, novelnya seru! Dia juga nitip pertanyaan, Badut Oyen ini karya keberapa?

Marisa: Kalau aku, ini novel perdana, hehe. Sebelumnya suka nulis fanfiction atau disimpan aja di dalam laptop.

Ratih: Kalau aku, ini novel pertama. Biasanya aku suka nulis cerpen.

Cerpen sudah pernah ada yang dibukukan atau udah sering majang di majalah-majalah?

Ratih: Cerpenku Cuma masuk di beberapa antologi aja sih. Yang dimuat dikoran juga Cuma 1.

Kiky: Aku ada beberapa antologi cerpen dan puisi. Yang dikoran Cuma puisi-puisi, cerpen belum pernah.


Wow. Kakak-kakak disini sudah berapa lama terjun ke dunia kepenulisan?

Ratih: Aku nulis baru 2012 akhir

Marisa: Kalo suka nulis dari pertama bisa nyusun kalimat yang padu, udah suka buat cerita.

Kiky: Aku sudah lama. Tapi, baru benar-benar nekunin sejak SMA
 
Sekarang lagi nyiapin naskah baru nggak nih?

Marisa: Aku sih… hahaha. Ratih dan Mbak Kiki tuh, pasti lagi nyiapin naskah #bocoran

Ratih: Marisa jugaaa… Kami lagi menyiapkan naskah solo, doakan ya!

Kiky: Marisa tuh #bocorin balik

Hasik deh! Ditunggu karya terbarunya Kak Marisa, Kak Kiki dan Kak Ratih! Aku juga lagi nyiapin naskah perdana nih, doain juga ya! Hihihi

Ratih: Yeaaay! Semangat nulis ya, Ailsa!
Marisa: Mantaaap! Wah Ailsa, genre apa?

Kiky: Mantap.. cemungud!! Hahaha

Ailsa: Genre teenlit. Tapi, bukan teenlit yang menye-menye gitu. Pokoknya, beda deh dari yang lain, huahaha. *loh kok, jadi ngomongin aku ya haha*

Menurut kakak-kakak disini, menulis itu ibaratkan apa sih?

Kiky: Menulis itu ibarat bicara. Kalau nggak ngomong seharian, gimana rasanya? :p

Ratih: Bagiku, menulis ibarat memahat kayu. Butuh ketekunan.

Marisa: Menurut gue, nulis itu ibaratkan, lompat ke dimensi yang beda. Dunia yang diciptakan sendiri.

Kalau lagi stuck atau writers block biasanya ngapain? Punya sesuatu yang unikkah?

Kiky: Nggak unik sih, biasa aja. Menggambar, dengerin music, nonton. Yang paling sering sih, menilik kebelakang, kayak ngumpulin denda gitu, supaya emosi dan semangatnya kembali dapat.

Siapa sih penulis yang menginspirasi kakak-kakak disini?

Marisa: Alberthine Endah, Agnes Jessica, Esti Kinasih dan Linda Howard

Ratih: Intan Paramadhita, Ayu Utami, Seno Gumira Ajidarma dan Eka Kurniawan.

Kiky: Wiwien Winarto

Disini kalian lebih banyak nulis cerpen, gimana sih caranya nulis cerpen biar nggak bertele-tele dan pendek tapi greget

Ratih: Biar nggak bertele-tele, bisa mengunakan deskripsi tokoh, deskripsi suasana, atau deskripsi gerak sesuai kebutuhan. Biasanya, seperlunya aja biar seimbang dan nggak numpuk satu paragraph.

Pernah nggak sih di tolak naskahnya sama penerbit?

Ratih: Aku belum pernah ngirim ke penerbit. Kalau ditolah majalah/koran, pernah beberapa kali.

Terakhir nih, kasih pesan-pesan dong buat mereka yang habis baca ini. Biasanya, kata-kata dari penulis yang sudah menghasilkan buku, suka jadi motivasi buat kita-kita yang belum menerbitkan buku.

Kiky: Nulis itu nggak boleh nunggu mood. Dijadiin kayak kewajiban aja. Misalnya, setiap hari harus ngirim 7 halaman. Ya, tiap hari harus nyetor ga boleh nggak, apapun alasannya 
Masalah penerbit, setelah tulisan kita kelar, baru kita bisa cocokin ke penerbit mana.

Ratih: Jadikan menulis itu sebagai kebutuhan, agar tidak terasa seperti beban. Banyak baca dan tanggap jika ada ide yang seliweran. Karena, ide cemerlang kadang datang tidak diterka, dan kita harus selalu siap menangkapnya.

Thanks banget udah dikasih kesempatan ngobrol-ngobrol sama Kak Ratih, Kak Marisa dan Kak Kiki. Sukses terus untuk menulisnya, ditunggu karya berikutnya! Aku akan beli! Hahaha

Ratih: Tengkyu ya, Ail. Semangat menulis!

Kiki: Aamiin. Kembali kasih, Ail!
--
Seru, kan? Bilang, Iya! haha. Oke, ini udah #TalkWith ke 4. Gue ngerasa, ini masih gini-gini aja. Gue butuh kritik dan saran dari kalian semua, agar di #TalkWith selanjutnya ada kemajuan. Kritik dan saran bisa dikirim ke  ailsafthr@gmail.com . Kritik dan saran dari kalian, sangat gue tunggu!


Senin, 26 Mei 2014

Tugas Akhir Sukses!

24.05.2014

Hari ini H-1 menuju pelaksanaan tugas akhir di kelas fiksi. H-1 ini dipakai buat latihan, khususnya buat kak Jamilah dan Fathiya yang akan menjadi moderator esok hari. Yang pertama maju buat latihan, gue sama kak Jamilah. Disitu saat kak Jamilah latihan jadi moderator, entah dia mau muji beneran atau mau muji boong-boongan, dia bilang kalau buku yang gue buat menarik. Padahal aslinya? Jauh dari kata menarik, dsb.

“Ya, buku yang sangat menarik, bukan?”

Gue langsung nyeletuk, “Hah? Apanya yang menarik?”  

Seketika semua yang ada disitu tertawa lepas, kelas pecah! Gue berasa jadi stand up comedian yang berhasil bikin punchline. Tuh kan, gue jadi pengen ketawa lagi, HUAHAHAHAHA XD. Setelah gue, abis itu Fathiya dan Pak Ari. Mereka berdua lancar-lancar aja.
Hari ini juga gue jadi bingung sendiri, kenapa? Oke, jadi ceritanya tadi ditanyain, "Nanti yang bedah bukunya siapa?" Hah? Maksudnya?

Jadi, ternyata, kalau mau membedah buku itu memang ada satu orang yang khusus membadah bukunya. Ngerti nggak? Jadi, moderator sama pembedah itu beda. Oh tidak, gue tidak menyiapkan itu. dan, gue pun baru ngeh hari ini. Haish.

Lalu? Apa yang akan terjadi besok kalau tidak ada pembedahnya? Sedangkan kita udah bagi-bagi poster dengan judul bedah buku! Bagaimana jika besok ada audience yang bertanya "Ini pembedahnya mana?" atau "Kok begini? Katanya bedah buku!". Oh tidaaaaaaaak!! Sore itu, selama kelas berlangsung, gue nggak fokus. Terus kepikiran buat besok harus gimana, duh..

25.05.2014

Malam tadi gue nggak bisa tidur. Hanya tidur sebentar-sebentar, dan parahnya, di tidur yang sebentar-sebentar itu, gue sampai bermimpi bahwa hari ini gue telat datang dan acaranya gagal total! Dan, beberapa kali bangun di tengah malam, pas kebangun langsung keingetan buat acara hari ini. *ini serius* Mimpi seperti itu lebih menakutkan, dibadingkan bermimpi bertemu dengan jin botol saus.
Pagi ini sebelum berangkat, gue membungkus terlebih dahulu bingkisan untuk penulis, pas udah selesai dua-duanya. Tiba-tiba gue keingetan "Tadi harganya udah dicopot belum, ya?" Zzzz, gue bongkar lagi. Ternyata, benar saja, harganya masih nempel cantik di barang itu.

Gue berangkat habis dzuhur, sedikit terjebak macet di Cibubur. Pukul 14.00 gue sampai di Kalibata City, muter-muter nyari toko buku Leksika. Baru aja sampai, ada whatsapp dari kak Windry, menanyakan lokasi. Pas lagi ngetik pesan, kak Windry keburu nelpon duluan. Ternyata kak Windry sudah di Leksika! Sesampainya di Leksika, gue langsung nyari kak Windry, dengan bermodal nekat, gue menyapa seorang wanita dengan baju biru muda lengkap dengan kerudung warna senada. Untung aja nggak salah orang, fyuh. Karena Fathiya yang mau jadi moderator, gue membiarkan Fathiya ngobrol-ngobrol sama kak Windry biar nanti nggak canggung pas acara dimulai.

Setelah selesai, gue kedepan, melihat toko buku yang sangat sepi. Disitu gue udah deg-degan nggak karuan, dalam hati

“Kok sepi? Siapa yang akan jadi audience?”

“Duh, ini gagal deh”

“Aaah, kok gini sih?”

“KENAPA SEPI BANGET!”

“INI TIM HORE GUE KEMANA!”

Yah, sepertinya ini kenyataan yang harus diterima. Bahwa hari ini sepi dan kemungkinan besar yang datang sedikit. Beberapa belas menit sebelum dimulai, terlihat ada 3 orang yang duduk! Gue girang banget. Yang tadinya kosong, akhirnya keisi. Detik-detik segmen pertama dimulai, kursi satu per satu terisi.

Fathiya langsung memulai ngobrol seru bareng kak Windry, dia nggak kelihatan gugup sama sekali. Gue nggak nyangka kalau Fathiya bakalan setenang ini. Pas udah beberapa belas menit dimulai, di meja ada yang tertinggal. Setelah dilihat-lihat, minum! Syial, lupa nyiapin minum! Akhirnya, Kak Ade yang beli minum.

Sore itu kak Windry menceritakan si novel terbarunya yang berjudul Interlude. 30 menit berlalu, sesi tanya jawabpun dimulai. Bayak yang mengangkat tangan, ingin mengajukan pertanyaan. Sayang sekali, gue lupa bawa recorder. Jadi, nggak ingat semuanya yang dibicarain sore itu.

Di tengah-tengah acaranya kak Windry, datang kak Chogah, uwow, bawa pasukan banyak banget. Beberapa kursi yang masih kosong terisi penuh. Itu artinya…. Sesuai target! Yes! 1 jam berlalu, Setelah selesai, kita langsung lanjut lagi ke segmen kedua. Tetapi, sebelumnya ada waktu buat audience yang mau minta ttd atau foto bareng sama Kak Windry. Sebelum segmen pertama benar-benar diakhiri, SMKI memperkenalkan diri.

Sementara itu, gue lagi ngobrol sama kak Jamilah. Dia lagi ngetest pertanyaan gitu ke gue. Dengan senang hati gue ngedengerin dia yang lagi ngomong sendiri. Berkali-kali dia salah nyebut nama, ‘Chogah’ jadi ‘Congah’.

“Kak Jamilah, Chogah. Bukan Congah. Jangan aja sampai salah nanti” Gue mengingatkan lagi tentunya sambil ngakak gara-gara ngeliat kak Jamilah salah terus, entah sudah yang keberapa kalinya gue ngebetulin kak Jamilah.

Lalu, kak Jamilah komat-kamit “Chogah, Chogah, Chogah.” Berusaha mengingat namanya.

Segmen kedua dimulai, pembukaan dari kak Jamilah keren, nggak kaku kayak yang pas latihan. Tapi… tunggu dulu, kuping gue mendengar sesuatu yang janggal. Congah? MUAHAHAHAHA. Setelah 2 kali salah sebut nama, semua tersadar dan… ketawa. Yang lebih parahnya lagi, kesalahan itu terus berulang beberapa kali selama acara ini berlangsung. HUAHAHAHA XD Kak Ade yang tadinya duduk di depan pindah, sambil bilang "Nggak kenal ah, nggak kenal"
Pembawaan kak Jamilah asik, nggak bikin bosen. Pencampuran kata-katanya juga membuat yang mendengar cengar-cengir­. Dan, terkesan lebih berbaur dengan audience. Disini juga kak Jamilah lebih banyak bertanya, menggantikan disaat tidak ada audience yang bertanya.
Satu jam berlalu begitu cepat, segmen ke 2 sekaligus yang terakhir selesai. Gue masih nggak yakin kalau ini udah selesai, ini cuma segini aja? Kok cepet banget ya :| Setelah sepi, kita ber-6 berkumpul dulu, evaluasi dan memberikan kesan-kesan. Lalu, bubar dan pulaaaang, fyuh, yang gue kira hari ini bakalan kacau balau, ternyata sukses banget.

---

Special thanks to Windry Ramadhina dan Setiawan Chogah yang bersedia hadir, dan membuat tugas kita sukses! Maaf, kalau selama acara kemarin kita masih kurang banyak dalam segala hal. Jangan kapok ya kalau kita undang lagi, hehe. Ditunggu buku selanjutnya, ya!
Tengkyu juga buat, Fathiya dan Kak Jamilah yang sudah bersedia jadi moderator *Kalian keren loh, pas latihan gugup. Pas lagi mulai beneran, kalian lancar banget, apalagi kak Jamilah, total banget euy. Uhuk!*- . Kak Ade yang juga bersedia menjadi MC dan membuat poster *posternya kecee*. Pak Ari yang sudah banyak membantu di bagian dana *Tengkyu, Pak! Hihi*. Tanpa kalian acara ini bukan apa-apa, kalian semua keren!
Dan, untuk Mas Senda Irawan sebagai guru di kelas fiksi SMKI, tengkyu udah ngasih tugas akhir yang berkesan dan nambah pengalaman buat kita semua. Tengs juga buat 2 bulan ini udah ngasih banyak pelajaran dan pe-er buat kita, hahaha. Diantara tugas yang lain, tugas akhir ini yang paling menantang, seru, mantap, kece! *walaupun di awal bikin gloomy, halah.-.Tapi, akhirnya seru banget! Pokonya mah tengs lah!* 

TUGAS KITA SUKSES! KALIAN KEREN!

---

Ini foto-foto seru kemarin hasil @ailsaafh dan yang dua terakhir dari @fathiyaainun


Windry Ramadhina


Setiawan Chogah






Windry Ramadhina dan Fathiya Zahira

Setiawan Chogah dan Siti Jamilah
Booksigning w/ kak Windry
Booksigning w/ kak Chogah


Pak Ari MC dari SMKI



Kak Ade MC dari SMKI

 
 
Kiri: Gue, Kak Jamilah, Mas Senda, Pak Ari, Kak Chogah, Kak Ade, dan Fathiya
by: Fathiya



Kiri: Mas Senda, Kak Jamilah, Kak Windry, Fathiya, Kak Ade, gue dan Pak Ari
by: Fathiya
 


Jumat, 23 Mei 2014

2 Minggu Otak Ngebul

 
*Ini bukan iklan, ini bagian dari postingan* Disini ada yang suka karyanya Windry Ramadhina? Atau, Setiawan Chogah? Mau bertemu mereka secara langsung? Hari Minggu, 25 Mei 2014 di toko buku Leksika Kalibata City, mereka akan hadir! Yeay! Keduanya akan membedah karya tebarunya, Windry dengan novel Interlude dan, Chogah dengan kumcer SMS Terakhir. Selama 2 jam penuh kita akan ngobrol seru dengan mereka. Yuk, kita ramaikan! FREE!

Windry Ramadhina: 15.00 – 16.00 WIB

Setiawan Chogah: 16.00 – 17.00 WIB

---

Bisa ngebayangin nggak, kalau kalian tiba-tiba aja disuruh membuat tim dan mengadakan acara bedah buku? Tapi, yang dibedah bukan buku sendiri, melainkan kalian harus mengundang penulis untuk membedah bukunya! Dan, yang lebih parahnya lagi, acaranya harus dilaksanakan 2 minggu lagi! Nggak masalah sih, kalau kantong lagi tebel. Lah ini, lagi tipis banget, udah kepake buat jalan sama beli buku bulan ini.

Sekarang udah H-1 nih, iya, H-1. Sekarang ceritanya udah 2 minggu berlalu, tinggal ngitung hari, bukan, lebih tepatnya tinggal ngitung jam. Sampai sekarang persiapan udah 80%. Tinggal beberapa yang belum diselesain dan itu membuat gue bingung, hingga akhirnya drama Heartsring menjadi pelampiasan kebingungan gue.

Kembali ke 2 minggu yang lalu…

Hari ini kita berlima bagi-bagi tugas, kita Cuma berlima, kita semua punya kesibukan masing-masing, dan kita nggak tinggal berdekatan. Tapi kita harus bekerja sama untuk mensukseskan tugas akhir di kelas fiksi. Ini sih bukan masalah yang besar, sekarang bukan zamannya pakai burung merpati kalau mau ngobrol.

Karena gue nggak bersedia buat jadi MC atau moderator, akhirnya, gue menutuskan untuk menjadi leader. Gue belum siap kalau harus beraksi umum, gue lebih milih beraksi dibalik layar, muahaha XD Awalnya, tugas gue Cuma nyari penulis dan nyari tempat. Tapi, ternyata nggak! Tiba-tiba satu-per-satu masalah muncul, mulai dari buku belum beredar di tobuk, stock buku sudah menipis, dsb. Bahkan dompet gue semakin hari, semakin menipis. Kenapa? Bayangin, udah 2 minggu ini gue ngabisin pulsa sekitar 35 ribu. Ini Cuma buat nelpon doang! 35 ribu itu bisa buat 2 bulan, tjoy. Iya, soalnya gue pake paket internet, pulsa buat nelpon lebih awet. Kalian tahu kan, nelpon dari hp ke telepon kantor itu kayak apa sadisnya? Rasanya itu nggak jauh beda kayak begini…
Sumber gambar google.com

Karna gue pernah beberapa kali ngobrol bareng penulis, yang pertama gue hubungin ya, mereka. Ah, ternyata jadwalnya pada penuh semua. Karena gue bingung nyari dimana, iseng-iseng buka twitternya Bentang Pustaka, Bukune dan Gagas Media. Kenapa gue pilih di 3 penerbit itu? Karena, menurut gue, buku-buku yang mereka terbitkan kualitasnya oke banget. Di awal pencarian penulis ini ada yang salah, kita nggak lihat dulu dimana mereka tinggal. Iya, ini terjadi. Jadi, ceritanya gue mau nawarin Iwok Abqary, tapi, gue nggak lihat tenryata dia tinggalnya di Tasik. Hilang satu. Lalu, Fathiya, dia ngehubungin Indah Hanaco, tapi, ternyata dia tinggalnya di Puncak. Gue mengubah cara, kali ini, yang dilihat duluan adalah lokasi.

Setelah masalah perbukuan dan penulis selesai, muncul satu masalah lagi, moderator. Iya, tadinya Kak Ade udah bersedia buat jadi moderator. Tapi, Fathiya dan Kak Jamilah mengajukan diri untuk menjadi moderator *ini boong, ini gue yang paksa*. Karena beberapa hal, Kak Ade nggak bisa buat jadi moderator, sisanya, ya, tinggal Fathiya dan Kak Jamilah. Mau nggak mau, mereka harus mau. Kak Jamilah nggak ribet, di tawarin langsung mau. Fathiya? Adooh dia ngewatsapnya panjang banget tjoy. Banyak alesannya, grogi, dsb. Gue juga kalau ada di posisi dia, pasti bakalan begitu sih, haha. Karena sudah lelah, akhirnya gue ngejudesin Fathiya *Maafkan aku Fathiyaaa, nanti aku bagi drama Heartsring sama Personal Taste deh! Ada Minhonya loh, muahaha :p*

Sekarang, tinggal 2 masalah yang belum selesai. Konsumsi dan bingkisan, dan, ini sudah H-1. Sepertinya, hari ini akan jadi hari yang sangat melelahkan. Besok adalah puncaknya, dan tentunya, besok otak bakalan lebih ngebul dari sekarang. Dan, sebentar lagi, ini akan berakhir. Iya, BERAKHIR, HUAHAHAHAHA XD

Senin, 19 Mei 2014

#KumpulKeblog7 JabodetabekDung!

#KumpulKeblog 7 JabodetabekDung!


Hari ini (18.05.2014) #KumpulKeblog JabodetabekDung yang ke 7! Yeay! Setelah melewatkan kumpul keblog ke, 4, 5 dan 6. Akhirnya, di kesempatan kali ini gue bisa ikutan kumpul keblog! Dan, kali ini adalah, pertama kalinya gue merasakan Kumpul Keblog dengan banyak orang. Waktu Kumpul Keblog yang ke 3, Cuma ada 9 orang. Dan sekarang ada 20 orang \o/

Sekitar jam 9-an gue berangkat dari rumah ke kp.Rambutan, janjian sama Ilham –Ucok- yang juga nggak tau tempatnya dimana. Okay, setengah jam mejeng di trotoar akhirnya Ucok dateng. Kita langsung naik angkot ke terminal Depok, janjian sama Uni.

Setelah Uni dateng, kita langsung naik angkot lagi ke tempat ngumpul, Code Margonda. Katanya sih, di depan Toyota. Tapi, dimana? Setelah Uni nanya, ternyata ada di samping toko tinta. Jreng jreng! Tempat masuknya besar banget, pantesan aja nggak keliatan. Seriusan deh, logonya aja gede banget, tapi, ya itu tadi, saking gedenya sampai nggak keliatan. 
Gue, Uni sama Ucok nunggu dulu diluar, sambil nungguin yang lain. Tiba-tiba, ada yang keluar, ternyata yang udah dateng itu Kak Janjan. Setelah pegel nungguin yang lain. Kita memutuskan masuk ke dalem, agak bingung juga, ruangan yang udah di pesen sama Uni itu di lantai 2. Tapi, kenapa ada yang pakai? Ternyata ada sedikit kendala, ya, gitu lah. Nggak perlu gue jelasin juga kan :p

Satu per satu mulai berdatangan, ada Kak Vira, Bang Kay, Kak Tiwi, Auliza, Rizka, Dhika, Kak Imas, Kak Adi, Kak Feby, Kak Karin dan ada juga yang datang jauh-jauh dari Bandung, Kak Adam. Maka dari itu, kenapa dinamakan #KumpulKeblog JabedetabekDung. Ruangan yang tadinya sepi, seketika berubah menjadi ramai. Ada satu bapak-bapak lagi duduk sendirian, sepertinya dia merasa risih, lalu dia pindah tempat, melipir ke samping.

Pertama-tama, Uni sebagai PJ, membuka acara siang itu. Lalu dilanjutkan dengan Bang Kay yang mendiskusikan masalah penawaran begabung dengan salah satu tempat berkumpulnya komunitas-komunitas. Intinya sih, pada minta pendapat, di terima atau nggak. Kalau menurut gue sih, terima aja dulu, kalaupun ada 'sesuatu' yang nggak pas, itukan bisa jadi pelajaran buat kedepannya, harus gimana-gimananya. Hasilnya, masih gantung juga sih..

Setelah puas ngediskusiin itu, waktunya bermain! Yeay! Uni sama Kak Karin selaku PJ bulan ini, menyiapkan 2 permainan. Yang pertama tebak gerak, dan yang kedua berpose semirip mungkin dengan foto yang ada di kertas. Gue dapat di kelompok 2, barengan sama Kak Vira, Ucok dan Kak Imas.

Kelompok satu, kalah di game pertama, gara-gara Kak Adi ngejawab “SBY”. Padahal seharusnya, jawabannya, ‘Jamban’. Entahlah, mungkin, Kak Adi lagi kampanye XD

Kelompok 2? Menang dong ;)

Game yang kedua paling bikin ngakak, gimana nggak, gue, Kak Vira, Kak Imas dan Ucok disuruh bergaya ala girlband princess, ewh. Iya, Ucok juga ikutan bergaya ala-ala gitu. Mwahahaha XD Cuco banget lah. PJnya nggak adil nih, masa yang lain dapetnya keren-keren, kita dapetnya yang chili­-chilian gitu, hih.


Ah, entahlah--"
Setelah puas, akhirnya, istirahat. Gue memanfaatkan waktu buat ngopi film dan drama dari Kak Feby. Yuhuuu, lumayan. Tiba-tiba, jreng! Segelas air tumpah di meja, entah kesenggol sama siapa, gue nggak liat. Gue yang baru keluar kamar mandi langsung ngibrit ke meja, dan melihat keadaan hardisk gue yang lagi nempel manja di notebooknya Kak Feby. Untung aja, hardisknya baik-baik aja. Cuma demam dikit *apasih--" Tamat riwayat gue, kalau hardisk itu sampai rusak..

Ah, nggak kerasa, sebentar lagi jam 5. Dan, tentunya harus balik lagi ke habitatnya masing-masing. #KumpulKeblog kali ini lebih seru! Yang tadinya Cuma kenal 9 orang, kalau sekarang bisa kenal 20 orang! Pokoknya, kalau nggak ikut #KumpulKeblog 7 JabodetabekDung kali ini, pasti bakalan nyesel banget! Guys, sampai jumpa di #KumpulKeblog selanjutnya! Kalian kereeeeen!! ;))






Kiri: Uni, Auliza, Rizka, Gue, Karin, Tiwi, Imas, Aldi, Ucok.
Depan kiri: Feby, Vira & Kay
Belakang kiri: Dhika, Ucup, Janjan, Adi, Dieqy, Adam.

Zzz


Sabtu, 17 Mei 2014

#TalkWith Iwok Abqary


Selamat Sore! Asik, segmen #TalkWith hari ini tayang hari Sabtu. Iya dong, sekarang ada perubahan. Biasanya hari Minggu malam. Lumayan lah, buat nemenin sepinya malam Minggu para Jomblo, MUAHAHAHAHAHA!
Kenapa ketawa pas nyebutin jomblo, ngaca dong il :p
Abaikan aja, nggak usah di tanggapin. Okay, kali ini blog gue berhasil ngobrol-ngobrol bareng seorang penulis yang udah menghasilkan 60+ lebih buku! Wih! Mau tau serunya kemarin gimana? Langsung aja baca dibawah ini!
 
Nah, ini.. Iwok Abqary
---

Halo, Om Iwok! Apa kabar? Makasih banget loh, udah bersedia aku tanya-tanya dan ngeramein blogku

Halo juga. Kabar saya, Alhamdulillah baik. Terimakasih juga udah mau nanya-nanya #eeh

Hehe, baru ngeluarin teenlit Dandelion, ya? Ceritain sedikit dong, bercerita tentang apa..

Iya. Dandelion novel terbaru saya yang baru terbit sebulan ini. Ceritanya tentang sebuah perpisahan, karna itu ceritanya agak-agak mellow..

Yang aku lihat, Om Iwok ini bukunya udah banyak banget ya. Sampai sekarang, udah ada berapa buku yang ditulis?

Berapa ya? Jumlah ‘pas’nya sih, udah nggak ngitung lagi, hehehe. Tapi, Alhamdulillah kalau total dengan buku-buku antologi, dll. Lebih dari 60 buku.

Wow! Kenapa milih terjun kedunia kepenulisan?

Awalnya karena memang hobi dan suka menulis. Tetapi ternyata, kalau ditekuni dengan serius, profesi menulis juga ada profesi yang menjanjikan, tidak kalah dari profesi lainnya. Dengan menulis, saya bisa bersenang-senang dengan hobi saya, dan mendapatkan penghasilan dari sana. Alhamdulillah, hobi yang sangat menyenangkan, bukan?

Dari semua buku yang ditulis, kayaknya, lebih banyak buku anak ya?

Iya, sebagian besar buku yang saya tulis, memang buku anak.

Oh iya, waktu itu lihat, bukunya ada yang di filmkan ya?

Iya, novel ‘Sepeda Ontel Kinanti’ sudah diangkat menjadi miniseri televisi. Saat ini masih proses produksi, dan direncanakan tayang awal Agustus.

Awal mulai menekuni dunia kepenulisan, dari tahun berapa?

Senang menulis sudah semenjak kecil. Sering kirim-kirim cerita dan puisi ke majalah anak. Tapi, mulai menekuni dunia penulisan mulai tahun 2006. Saat itu, saya lolos masuk dalam sebuah buku antologi bersama komunitas blogfam. Dari sanalah mulai serius belajar menulis yang baik. Keterusan sampai sekarang.

Dari semua buku yang pernah ditulis, ada nggak yang paling berkesan? Kenapa?

Setiap buku punya kesan masing-masing, karena disetiap proses penulisan naskah, selalu ada keseruan dan kesulitan tersendiri. Tapi, justru karena itulah setiap proses penulisannya menjadi punya kesan tersendiri. Buku itu ibaratnya, anak yang memiliki keistimewaan masing-masing, dan, setiap orangtua pasti mencintai anaknya, tanpa pernah membeda-bedakan.

Hhm... banyak yang bilang, ‘mau nulis, tapi nggak ada ide’. Kalau menurut Om Iwok, ini bener nggak sih?

Sebenarnya, ide itu ada disekeliling kita dan juga dalam pikiran kita. Tinggal jeli dan memilah mana yang menarik untuk diangkat jadi tulisan atau tidak. Ide bisa datang dari apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan. Kalau memang dianggap kehabisan ide, coba deh, jalan-jalan atau refreshing. Pikiran fresh biasanya lebih mudah menangkap ide-ide yang ada.

Cara mengatasi writers block atau stuck ala Om Iwok, gimana sih? Dan, kalau lagi stuck maksain nulis, berakibat fatal nggak buat naskah itu sendiri?

Kalau saya, writers block biasanya terjadi karena kecapean. Otak dan pikiran juga butuh istirahat, kan? Biasanya saya refreshing dulu; baca buku, nonton film, jalan-jalan. Pokoknya santai-santai dulu sebelum ngebut nulis lagi. Maksain nulis saat stuck nggak masalah, dan, saya sering melakukan itu saat dikejar deadline. Hasilnya, mungkin tidak terlalu maksimal, karena mood atau semangat kita lagi drop/. Tapi, gapapa, terusin aja. Toh, kita bisa melakukan revisi atau editing belakangan saat kondisi sudah fresh lagi.

Kasih tips sukses menulis dong, buat teman-teman yang baru mulai meniti karir di dunia kepenulisan.

Jangan pantang menyerah dan terus belajar. Buat jadi penulis hebat, butuh ketekutan dan kerja keras. Semakin sering berlatih menulis, semakin mengasah kemampuan menulis kita. Jangan lupa untuk rajin membaca, karena dengan membaca kita bisa belajar banyak daru tulisan penulis lain. Satu lagi, tetap semangat!

Terakhir, ada yang ingin disampaikan buat yang baca disini?

Jangan lupa, beli dan baca novel Dandelion ya. Ini novel teenlit berbeda dari yang sudah ada. Berkisah tentang sebuah perpisahan yang mengharu biru, tentang dua hati yang saling terikat tapi harus terpisahkan karena suatu kenyataan. Seru pokoknya, hehehe.

Makasih udah mau ditanya-tanya, sukses terus buat menulisnya. Ditunggu buku berikutnya!!

Aamiin, makasih juga ya..



Kalau liat cover ini di Toko Buku, dibeli, ya!

Selasa, 13 Mei 2014

TalkshowRuth Bernard Batubara

Foto dari sini

Selamat Malam! Ceritanya, dipostingan kali ini gue mau berbagi cerita tentang talkshow Bernard Batubara dengan novel terbarunya, Surat untuk Ruth. Tahu kan, dia itu siapa? Masih nggak tahu juga? Kalau, film Radio Galau FM dan Kata Hati, tahu? Nah! Kedua film itu diangkat dari novelnya kak Bara.

Jadi, beberapa hari yang lalu, gue lihat tweet dari @benzbara_ yang bakalan ngadain tur di beberapa kota, untuk mempromosikan novel terbarunya. Salah satunya, yang terdekat dengan wilayah gue itu, Depok. Langsung gue catet pakai caps lock di memo, TALKSHOW KAK BARA 11 MEI DI DEPOK! JAM 18.30!.

Akhirnya, 11 mei pun tiba. Yuhuuu, sekitar jam 14.30, gue jalan bareng keluarga. Sepanjang jalan gue ngestalk twitternya kak Bara, kayaknya, dia lagi di Margo City. Soalnya, pas ashar dia ngetweet lagi ngos-ngos-an nyari masjid di Margo. Jam sudah menunjukan pukul 17.00, dan gue baru sampai di Gramedia Depok. Karena belum makan siang, gue sama keluarga jalan ke Margo. Susah lagi kalau keluarnya bawa kendaraan, secara, Depok macet banget. Pas sambil nunggu makan di resto yang identic dengan pelayanan yang lama dan mempunyai ciri khas berwarna ungu, gue bolak-balik liatin jam. Udah setengah 6, tapi gue masih di Margo. Duh, alamat nggak dapat tempat duduk deh, zzz. Tepat jam 6, gue memutuskan untuk jalan duluan ke Gramed.

Pas masuk, gue celingukan nyari tempat talkshownya. Di lantai 1 kosong, gue langsung naik ke lantai 2. Dan… jreng jreng! Di ujung, terlihat banner besar dengan tulisan TALKSHOW BERSAMA BERNARD BATUBARA. Yes! Uwooh, disitu gue lihat, kak Bara lagi ngobrol bareng kak Maman yang juga abis bikin talkshow disitu. Yang duduk udah lumayan banyak, untungnya gue dapat tempat yang keliatan ke depan.

20 menit kemudian, talkshow dimulai dengan seorang MC, entah siapa namanya. Pertama-tama, kak Bara nyeritain  tentang novel terbarunya, Surat Untuk Ruth. *untung disini gue bawa recorder, lumayan, jadi punya rekaman full talkshownya tanggal 11 Mei kemarin =)*

---

Bernard Batubara: Surat untuk Ruth ini adalah buku ke 6, setelah sebelumnya ada kumpulang puisi, Angsa-Angsa Ketapang, Radio Galau FM, Kata hati, Milana, Cinta., Surat Untuk Ruth. Ini masih bercerita tentang cinta, karena saya tidak bosan membaca tentang cinta dan bercerita tentang cinta. Karena, semua hal yang kita kerjakan itu, ada hubungannya dengan hal ajaib itu.

Waktu itu, ketika saya mulai menulis naskah ini, lagi ngobrol-ngobrol dengan editor ‘kira-kira, tema apa ya yang enak diangkat untuk novel berikutnya?’ Terus, kita mikir, kalau novel-novel cinta kebanyakan, pasti, ada cerita-cerita yang berakhir happy ending. Artinya, proses menuju jadian. Kayak, teenlit, metropop juga begitu. Tetapi, saya tertarik mengangkat yang sebaliknya. Kisah tentang 2 orang yang putus, atau, terpaksa putus.

Jadi, Surat untuk Ruth ini adalah cerita tentang kehilangan. Ada yang pernah kehilangan? Kehilangan pacar? Kehilangannya kenapa? Direbut? Biasanya, cewek-cewek punya pengalaman kayak begitu ya..

Nggak, ya.. Emm… tentang kehilangan. Tokoh utama di novel ini seorang lelaki berama Areno Adamar, dia baru putus dengan mantannya. Mantannya itu, balikan sama mantannya. Jadi, bakalan banyak kata ‘mantan’ disini. Kalau misalnya nggak kuat mentalnya, mendingan siapin tissue. Jauhkan silet dan baygon.

Areno dalam rangka menyembuhkan sakit hatinya, dia pergi ke Bali. Supaya lebih menghayati cuti liburannya naik kapal feri, disitu dia memotret senja, dan bertemu dengan seorang cewek yang menurutnya ‘aneh’. Karena selalu diam dan mendekap kanvas lukis, melihat Areno dengan tatapan antara bengong dan terkesima. Lalu, berkenalan dan ngobrol. Cewek ini bernama Ruth, yang ternyata suka melukis senja. Kalau Areno suka memotret senja, jadi kesamaannya disitu.

Lalu, mereka bertemu lagi di sebuah café di Legian. Seperti kebanyakan kisah cinta lainnya, cintanya terjadi begitu saja. Nggak ada kata-kata jadian, nggak ada kata-kata ‘kamu mau jadi pacar aku nggak?’. Kisah cinta itu, semakin dewasa nggak ada kata-kata, go with the flow. Disini, Ruth saya gambarkan sebagai sosok yang dimata Areno itu misterius, tidak banyak bicara. Kenapa? Ternyata, dia juga punya masalah dengan keluarganya, dan, mantannya. Bahkan, saat Areno bilang ‘Aku sayang kamu’, Ruth Cuma diam aja. Tapi, Areno tidak pernah mempermasalahkan itu. Yang penting, ‘aku sayang kamu, dan yang aku lihat kamu seperti sayang sama aku’ yaudah, meskipun kamu nggak pernah bilang, nggak masalah.

Tapi, akhirnya penasaran juga kan. Kenapa sih, si Ruth nggak pernah bilang ‘aku sayang kamu’. Lalu, pada suatu malam di Ubud, terkuaklah masalah itu. Masalahnya apa… silahkan baca sendiri.

---

Ya, itu sekilas tentang Surat Untuk Ruth-nya dari kak Bara, kebayang nggak sih ceritanya kayak gimana? Terus, setelah itu kak Bara juga cerita, kenapa bisa suka banget sama nulis dan juga nyeritain perjalanannya sebagai seorang penulis. Mulai dari pertama kali dapat surat penolakan, dsb. Wah, kalau gue jadiin transkrip semua bakalan panjang banget nih, gue rangkum aja deh ya.

Kak Bara juga cerita pas pertama kali tahu novel Harry Potter dan penulisnya; JK.Rowling. Katanya, dia ngerasa tersihir pas baca novel itu, bahkan, di novel harpot seri ke 4 –ini lembar yang paling tebel, , sempat demam di halaman ke 800, Karena saking banyaknya yang masuk ke kepala. Setelah selesai cerita-cerita, acara sesi tanya-jawab dimulai. Gue udah angkat tangan tinggi-tinggi, tapi nggak ketunjuk. Gue rangkum nih, jawaban-jawaban yang wajib di catet!

---

“Saya orang yang tidak percaya dengan mood, mood itu mitos, dan kebenaran untuk orang-orang yang malas berusaha. Jadi, saya tidak bernah beralasan berhenti menulis hanya karena tidak ada mood.”

“Kamu nggak akan bisa nulis kisah yang bagus, kalau kamu nggak jatuh cinta sama tokoh-tokohnya. Jadi, kamu harus jatuh cinta sama idenya, tokoh-tokohnya. Dengan begitu kamu bisa menyelesaikan kisah yang kamu tulis.”

“Saya selalu analogikan, menulis itu seperti pacaran, pada suatu titik mungkin kamu akan bosan sama naskah kamu. Karena, dia tampak tidak menarik. Terus tiba-tiba, datang ide lain yang terlihat lebih ganteng, menarik dan menggoda. Yang terjadi jika kamu meninggalkan naskah itu, ketika ada ide datang, kamu akan lompat lagi. Begitu seterusnya. Nggak akan ada naskah kamu yang tuntas, nggak akan ada pacar yang beneran tuntas sama kamu.”

“Belajarlah untuk fokus dan berkomitmen atas apa yang sudah kamu mulai” 

“Bagi saya, menulis itu, perkara mengungkap kan apa dengan cara bagaimana. Kalau di genre cinta, nggak akan ada sesuatu yang baru selama dibawah matahari yang masih sama. Tapi, misalnya kalau besok pagi kamu bangun ada matahari 2, mungkin akan ada menemukan kisah anti mainstream. Tapi, selama kisah cinta, mataharinya masih satu. Nggak akan ada kisah yang anti mainstream. Tapi, kamu bisa menemukan cara bercerita yang baru. Itu yang harus kamu temukan sebagai seorang penulis.”

---

Intinya, talkshow kemarin seru banget! Talkshow yang ditulisannya cuma 1 jam, tapi ngaret jadi 1,5 jam. Ah, nggak papa kalo ngaretnya kayak begini. Mau ngaret sampai 2 jam juga boleh ;)) Sebelum bener-bener selesai, MC ngajakin kak Bara main games, itu loh, games yang suka ada di Hitam Putih. Setelah acara selesai, karna belum sempat beli novelnya, gue langsung beli dan antri minta ttd. Daaaaan.... selesai.

Kamis, 08 Mei 2014

Dare to Dream


 
Selamat Dini Hari! Satu yang wajib setiap orang miliki, mimpi. Ini adalah penentu masa depan kita, kalau nggak punya mimpi, masa depannya gimana dong? *bahasanyaaaa-_- Gue sendiri punya 2 mimpi yang harus tercapai; Penulis dan punya Production House.    

Sebenernya juga sekarang gue udah jadi penulis, tapi di blog. Biasanya, orang menganggap penulis itu harus udah punya buku. Maka dari itu, sekarang lagi jungkir balik ngejar deadline. Mimpi ini udah ada dari sejak kelas 3 SD, tepatnya umur 9 tahun. Pada saat itu, gue seneng banget baca KKPK, pas zamannya, nama Aini, Izzati, Faiz, dan Ramya lagi naik daun. Gue suka banget baca novel atau cerpen karya mereka, dari situlah, mimpi menjadi penulis muncul.

Karena saat itu gue sudah keluar dari sekolah, setiap harinya gue Cuma nulis-nulis cerpen yang pada saat itu, menurut gue ‘keren banget!’. Tapi kalau sekarang….. begitulah. (kalau ada yang penasaran sama cerpen pas zamannya belajar nulis ada di http://ailsafh.wordpress.com). Waktu itu, kebanyakan yang gue bikin cerita anak. Seiring berjalannya waktu, gaya tulisan gue mulai berubah. Dari segi bahasa dan alur cerita. Tahu lah, kalau baru nginjek usia 13-4 tahun. Ceritanya nggak jauh-jauh kayak eptipi escetepe. (cerpen yang mirip eptipi escetepe bisa diliat di http://kompasiana.com/ailsa98 )

Alasan gue pengen jadi penulis itu, karena, suka nulis, dan nulis itu udah bagian dari hidup gue *update status dan ngetweet nggak termasuk ya :p* Targetnya, sesegera mungkin! Mimpi ini sudah ada dari 7 tahun yang lalu, masa di tahun ke 8 masih belum terwujud?’

Kalau mimpi ini tidak terwujud? Harus terwujud! Pokoknya harus! Kalau sampai nggak terwujud? Pokoknya harus, ih!

---

Ini baru mimpi yang pertama. Yang kedua, gue pengen punya Production House sendiri. Impian ini akan terwujud setelah gue sukses jadi penulis, yang bisa menghasilkan ratusan, atau ribuan buku *Mimpi itu boleh setinggi-tingginya, kan?-

Kenapa ingin punya PH? Dan, kenapa juga harus jadi penulis dulu, baru punya PH?

Karena, gue juga punya mimpi jadi penulis skenario. Jadi, kalau punya PH sendiri gampang, skenario sendiri, bisa dimasukin ke PH sendiri. Atau, kalau punya novel, dan ingin novel itu naik daun, kan tinggal bikin skenario, lalu, masukin ke PH sendiri, asik banget.. Satu lagi, dan juga bisa ngatur  siapa aja yang bakalan main di film itu. Apalagi kalau punya budget yang ‘lumayan’ bisa memboyong actor luar negeri; Jepang, Korea dan Amerika, seperti, Liam Neeson, Maggie Grace, Nicolas Cage, Sato Takeru, Kawashima Umika, Haruma Miura, Kang Min Hyuk, Lee Min Ho, Park Shin-hye, Park Min-young, Kim Hyun Joong dan maaaasih banyak lagi! Namanya juga mimpi, boleh dong? :p

Dan, gue juga ingin merubah dunia pertelevisian Indonesia yang –kebanyakan- isinya begitu-begitu aja, yang jelek diputar berulang-ulang, yang bagus? Satu-dua kali tayang, hilang. Eh, PH mah Cuma film-film aja kali ya? Ya, pokoknya begitu lah..

Kenapa harus jadi penulis dulu? Karena, membangun sebuah PH itu butuh modal. Dan, gue rasa, modalnya tidak sedikit. Maka dari itu, gue harus jadi penulis yang isi dompetnya tebel, baru deh bisa bikin PH.

Kalau mimpi ini tidak terwujud? Pokoknya harus, harus dan harus! Semua mimpi-mimpi ini akan terwujud. Nggak ada kata, tidak terwujud. Walaupun begitu, tetap saja, manusia berencana, Allah berkendak..

Target punya PH, ya, tadi. Setelah jadi penulis sukses ses ses. Dalam bayangan gue, itu akan terjadi pada usia 20an. Aamiin! Gue –harus- yakin, bahwa kedua mimpi ini akan terwujud, entah kapan. Tapi, gue yakin itu. Dan, gue akan terus berusaha agar semuanya tercapai, tanpa usaha, mimpi-mimpi itu hanya akan hadir dalam bayangan *tsaaaah
 
I DECLARE, I WILL ACCOMPLISH MY DREAMS!
 
Tulisan ini diikut sertakan dalam giveaway 'Dare to Dream'. Masih ada waktu biat ikutan GA ini, yuk! http://windamaki.wordpress.com/2014/04/28/giveaway-dare-to-dream/

Minggu, 04 Mei 2014

#TalkWith Christina Juzwar


Selamat Malam! Yuhu, kali ini gue berhasil ngobrol-ngobrol sama Christina Juzwar! Tahu dong dia ini siapa? Yak! Kak Tina itu seorang penulis novel dan cerpen, sudah mempunyai 13 buku, 5 kumcer kolaborasi, 7 novel dan 1 novella kolaborasi. Keren banget! Penasaran sama ceritanya Kak Tina? Langsung aja baca perbincangan gue sama Kak Tina beberapa hari yang lalu.
 
---
 
Selamat Siang Kak Tina! Apa kabar? Makasih banget udah mau aku repotin siang-siang begini, maaf juga tadi agak telat. Hehe
Kabar baik, Ailsa. Nggak merepotkan kok.
Karena aku baru baca For Better or Worse jadi, aku mau tahu tentang FBoW dulu yaa. Dapat ide darimana pas nulis ini? Bisa ceritain sedikit nggak?
Oke, untuk FBoW ini, idenya dapat sewatu suamiku kena PHK di kantornya. Jadi, aku kepikiran deh untuk bikin drama keluarga yang mana konfliknya jadi berlipat-lipat.
Proses penulisan FBoW ini berapa lama? Dan, novel ke berapa?
Kurang lebih 6 bulan. FBoW ini buku ke 9, novel ke 6.
Wih! Absenin buku-bukunya dong! Tapi, sebelumnya, aku ingin tahu. Gimana caranya Kak Tina bikin suatu karakter yang kuat di dalam novel, seperti July.
Bikin karakter itu kaya membuat 'manusia' sendiri. Kita harus buat list. Kelebihan, kekurangan, fisiknya , hobi, ketakutan, pribadinya, dll. Ini harus kita buat pada waktu buat karakter. Semua itu bisa kita ambil dari teman-teman yang kita tahu, dan keluarga, atau diri kita sendiri. Dengan begitu karakter kita jadi believable atau keliatan nyata dan kuat.
Oke, aku absen yaaaa:
1.Billy-Fin or Not (remaja) 2006
2. Love Lies (remaja) 2010
3. Satu Hati Dua Jiwa (kumcer solo) 2011
4. Bukan Cupid (kumcer kolaborasi remaja) 2012
5. It Takes Two to Love (metropop) 2012)
6. Seoul, I Miss You (remaja) 2012
7.Lovely Proposal (dewasa) 2013
8. Autumn Once More (kumcer kolaborasi) 2013
9. For Better or Worse (dewasa) 2013
10. LDR #Crazylove (novella kolaborasi) 2013
11. Tales From the Dark (kumcer kolaborasi) 2013
12. The Shape of Love (kumcer solo) 2014
13. Three Days to Remember (AMore) 2014
Wah, berate sudah lama ya terjun ke dunia kepenulisan. Pas pertama kali masukin naskah, pernah ditolak nggak?
Pernah dong. Bukannya bangga sih, tapi itu kan proses. Sampai sekarangpun aku masih mendapatkan penolakan.
Ditolaknya gimana tuh? Kan, biasanya suka ada yang menolak secara halus, dan, ada juga yang menolak terang-terangan karena naskahnya jelek.
Penolakan dari penerbit semuanya lebih halus sih, karena menggunakan surat. Yang aku pelajari dulu, waktu awal-awal nulis,, penolakan karena isinya kurang. Tapi, kalau sekarang, karena naskahnya nggak cocok dengan yang penerbit inginkan. Karena itu, jangan menyerah. Perbaiki isi cerita dan cari penerbit lain.
Kenapa lebih milih terjun kedunia kepenulisan?
Sebenarnya dulu, nulis itu Cuma hobi. Baru benar-benar fulltime tahun 2001. Mikirnya, karena udah punya anak. Nggak tega ninggalinnya. Jadi, kenapa nggak? Hobi sekaligus peekrjaan menghasikan yang menyenangkan. Dan, nulis memang jadi passionku, sejak tahun 2006. Tetapi, baru dapat kesempatan mengembangkannya tahun 2011.
Waah, iya. Jadi penulis memang pekerjaan yang aman buat wanita, daripada harus pergi pagi, pulang malam. Kalau sekarang, lagi sibuk apa nih?
Sekarang masih sibuk nulis, nyetok naskah buat tahun depan.
Dari sekian buku yang Kak Tina tulis, buku mana yang paling berkesan? Dan, kenapa?
Buat aku sih semuanya berkesan, tapi, yang cukup berkesan adalah Three Days to Remember. Kenapa? Karena naskah itu aku ikutin lomba – yang diadakan oleh Gramedia yang sedang mencari naskah genre Amore- begitu melihat pengumuman, aku langsung nekat buat ikutan. Padahal belum ada naskah dan synopsis sama sekali, dan ide pun langsung terbesit saat itu juga. Benar-benar ide dadakan deh.
Dan, aku selesaikan dalam waktu 2 bulan, ngebut untuk memenuhi deadline lomba dan surprise, waktu pengumuman, aku masuk sebagai salah satu finalis 11 besar dari, 600-an lebih naskah yang masuk. Meski nggak menang, tapi, aku cukup bangga.
Keren! Tadi kan buku yang paling berkesan, sekarang, ada nggak buku yang menurut Kak Tina itu ‘gue nggak puas sama buku ini’.
Hhmm… apa ya? Kayaknya nggak ada, hehe. Karena, disetiap novel yang aku buat, aku mencurahkan segalanya agar novel itu menjadi yang tebaik dan bisa disukai oleh pembaca. Kita sebagai manusia tidak akan pernah puas, merasa kurang pada setiap hal yang sudah kita kerjakan, itu wajar kok. Yang penting, kita sudah melakukan yang terbaik. Aku sudah menuliskan yang terbaik, semampuku.
Terakhir nih, cara menangani stuck ala Kak Tina, gimana?
Stuck itu maksudnya writers block? Aaaah… nggak ada tuh.  Writers block, males kali. Buatku, yang namanya stuck nulis itu, nggak ada. Apalagi dengan alasan ‘nggak tahu mau nulis apa Kak’, kalau alasannya begitu, berarti nggak niat nulis. Makanya, supaya tidak stuck, di awal sebelum nulis sekian ratus halaman, siapkan synopsis. Jadi, kamu sudah tahu awal, tengah dan ending cerita akan seperti apa. Itulah yang akan jadi ‘peta’ kamu untuk menyelesaikan tulisan.
Ooh iya, jangan lupa ya, ada novel terbaru, judulnya The Butterfly in Me. Dibeli yaaaa, hehehe.
Berarti, nggak ada kata stuck buat nulis ya! Hahaha, ayo sisihkan uang buat beli novel terbarunya Kak Tina! Makasih sudah mau aku tanya-tanya. Sukses terus buat nulisnya, ditunggu novel terbarunya! Kalau bisa sih, yang gratisan gitu, bikin giveaway atau kuis-kuis gitcyuu. *kabuuuuuuur
---
Ini penampakan 2 dari 13 buku kak Tina!





Copyright © 2014 Ailsaafh's Blog