Masa Yang Tidak Akan Tergantikan Bag.2
Sesuai janji gue beberapa hari lalu di postingan Masa Yang Tidak Akan Tergantikan Bag.1 , bahwa gue akan kembali menceritakan kepada kalian semua tentang masa-masa yang tidak pernah gue lupakan bersama sahabat-sahabat yang sudah mewarnai hari-hari gue di masa itu.
Di postingan sebelumnya, gue bercerita tentang kenakalan
kita (gue dan BFF). Yang belum baca postingannya, bisa di baca disini. Nah,
sekarang gue ingin menunjukan kepada kalian semua bahwa gue dan teman-teman
tidak selalu nakal. Ya, intinya kita masih bisa disebut anak baik-baik, hahaha
:p
Cerita ini agak membosankan, kalau tidak mau melanjutkan,
silahkan close tab terlebih dahulu. Kalau penasaran, yaa.. sok diterusin aja :p
FYI : BFF itu nama genk kita beberapa tahun yang lalu,
sampai sekarang sih masih. Cuma
karena kita sekarang sudah pada pecah belah jadinya kita jarang berkumpul.
Pecah belah yang di maksudkan disini itu adalah, kita semua berpencar. Gue yang
masih dirumah, Nisa dan Puja yang mondok a.k.a pesantren, Ima yang SMAnya pindah ke Tasik, Ayu
yang masih nungguin di pekain sama yang lagi sibuk di dunianya sendiri,
ngegebet sana-sini. Udahlah, nggak udah dibahas. Pukpuk ya Yu. Ayu nggak
kemana-mana, dia sekolah di salah satu SMA di daerah Cibubur. Jadi masih dirumah,
yaa.. sekarang tinggal gue sama Ayu yang masih ngendok di Mutiara.
Oke, gue akan mulai bercerita. Mulai dari berbagai kegiatan
yang pernah kita buat sendiri, salah satunya itu lomba mewarnai dan lomba
menggambar. Terus, kita juga suka ikutan acara-acara yang di adakan di masjid.
Masih banyaaaak lagi, dan akan gue ceritakan yang masih ingat.
---
Satu yang tidak akan pernah gue lupakan adalah saat
mengadakan acara lomba menggambar dan lomba mewarnai. Kalian tahu? Saat itu
usia gue kurang lebih 9 atau 10 tahun. Dibantu dengan anak-anak BFF, kita bisa
mengadakan acara tersebut.
Entah siapa yang pertama kali mempunyai ide membuat acara
seperti itu. Sepertinya sih gue, ah, nggak tahu juga deh. Gue lupa. Yang jelas,
waktu itu gue izin sama orangtua buat mengadakan acara tersebut dirumah.
Kebetulan, rumah gue dulu dibuka untuk umum karena ada perpustakaan kecilnya.
Pertama-tama, gue membuat selembaran untuk dibagikan ke anak-anak kecil, lomba
mewarnai itu hanya dipungut biaya 1000 rupiah. Uang yang diminta itu, nantinya
akan dibelikan untuk hadiah yang menang.
Disitu kita tidak mengambil uang sepeserpun, karena semua
uang itu kami belikan hadiah. Sebenarnya mereka bayar itu buat patungan beli
hadiah, hahaha. Malah pernah waktu itu, untuk isi hadiahnya mengambil penghapus
dan beberapa pinsil dari Ima, jelasnya, kita minta hadiah ke Ima. Sampai Ibunya
melototin kita karena minta hadiahnya kebanyakan, huahaha.
Setelah membagikan selembaran, satu per satu anak-anak mulai
bertadangan dengan membawa uang 1000 rupiah untuk pendaftaran. Lalu, gue mencari
gambar-gambar kartun yang polos di google. Ngeprint sendiri, makan sendiri,
mandi sendiri, tidur sendiri, halah..
Tidak membutuhkan waktu lama untuk mepersiapkan itu semua.
Keesokan harinya, beberapa jam sebelum lomba dimulai. Kami ber lima keliling
warung denga sepedanya masing-masing mencari hadiah. Yaaaa, hadiahnya nggak
jauh dari jajanan warung sama alat tulis. Setelah mencari isi hadiah selesai,
kita semua langsung menuju rumah gue dan menunggu peserta yang berdatangan.
Dan.. acara itu pernah gue adakan beberapa kali, selalu berjalan dengan lancar
tanpa hambatan.
Eh, tidak hanya lomba mewarnai. Pernah juga lomba
menggambar, dan disitu gue mengundang salah satu tetangga gue yang jago banget menggambar
Manga, namanya, kak Makini. Gue mengundang dia sebagai juri dan juga berbagi sedikit tentang ilmu
menggambar yang dia punya.
---
Selain mengadakan acara seperti itu. Kita juga suka
berpartisipasi dalam acara di masjid-masjid. Maklum, kita kan anak masjid :p
Pernah kita nyanyi nasyid, judul nasyidnya, Bingkai Kehidupan.
Pernah juga kita berpartisipasi dalam acara BarBeQue yang diadakan oleh DKM Al-Muhajirin, dan hasil penjualannya untuk masjid. Ini
bukan Barbeque bakar-bakar daging. Tetapi, BarBeque itu adalah, Barang Bekas
ber-Quealitas. Rada alay memang, wakaka. Tapi kreatif lah. Jadi disitu, kita
mengumpulkan barang bekas yang masih layak pakai. Mulai dari pakaian, sepatu,
mainan, alat musik, alat elektronik. Dan semua barang bekas itu di jual lagi dengan harga yang murah banget. Bahkan waktu itu ada sepasang sepatu yang harganya kisaran 5-10 ribu. Dan sepatunya masih lumayan bagus. Bukan hanya kita saja, di atas kita masih
ada bapak-bapak dari DKM yang tidak lain adalah orangtua dari kami semua, hahaha :D
Pernah juga, gue sama Ima mengisi acara di masjid,
menampilkan boneka tangan tentang seekor ulat TPA. Gue belum lama ini menemukan
rekaman suara itu. Iya, jadi kita lyp sync gitu. Malam sebelum tampil, gue
sebagai Ula, Ima sebagai Uli dan Kalam sebagai narator rekaman dirumah gue,
dengan dibantu oleh Abi. Dan rekaman itu masih ada, hahaha. Tadinya gue mau
masukin disini, tapi kayaknya nggak bisa masukin audio ya?
---
Mungkin hanya ini saja yang bisa gue share ke kalian semua. Karena yang gue ingat hanya segini. Kalau nanti gue ingat lagi, pasti akan gue tumpahkan disini. Semua yang pernah gue alami bersama mereka tidak akan pernah terlupakan, karena menurut
gue, ini kisah yang seru. Masih banyak kisah seru kita, tapi, nanti semua udah ada jadwal postingnya. Haha, sampai jumpa di postingan selanjutnya!!